Takut Kualat, Adik-adik Sultan Yogya Kembali Absen Ngabekten

Sejak dulu leluhur Keraton Yogyakarta hanya mengizinkan ngabekten untuk berbakti dengan Sultan Hamengku Buwono.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Jul 2016, 19:11 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2016, 19:11 WIB
Ngabekten, Keraton Yogyakarta, Yogyakarta
Hal ini seiring konflik internal Kraton Yogyakarta sejak dikeluarkannya Sabda Raja pada tahun lalu.

Liputan6.com, Yogyakarta - Konflik internal Keraton Yogyakarta belum usai. Ngabekten 1 Syawal tahun ini mirip dengan tahun kemarin, yakni tanpa kehadiran rayi dalem atau para adik Sultan HB X.

Satu-satunya adik Sultan HB X yang tampak adalah GBPH Yudhaningrat. Akan tetapi Gusti Yudha juga tidak masuk ke Bangsal Kencono, tempat Ngabekten berlangsung, melainkan memimpin bregodo atau prajurit pengarak gunungan untuk Grebeg Syawal di Masjid Gede Kauman.

"Saya dari dulu di sini memimpin keprajuritan, jadi dibedakan urusan kelembagaan dan personal," ujar dia, Kamis (7/7/2016).

Seperti tahun lalu, kata dia, tidak ada rayi dalem yang hadir dalam Ngabekten karena merasa Sultan HB X sudah tidak mengikuti paugeran Keraton.

"Kami hanya berpedoman dengan adat, kami takut kualat dengan leluhur," ucap dia.

Menurut GBPH Yudhaningrat, sejak dulu leluhur hanya mengizinkan untuk berbakti dengan Sultan Hamengku Buwono dan bukan Hamengku Bawono.

Konflik internal Kraton Yogyakarta berlangsung sejak dikeluarkannya Sabda Raja pada tahun lalu. Ketika itu para rayi dalem tidak setuju dengan sabda raja yang dianggap melanggar paugeran Kraton, salah satunya mengangkat GKR Mangkubumi atau Pembayun sebagai putra mahkota dan mengganti nama Hamengku Buwono menjadi Hamengku Bawono. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya