Liputan6.com, Palembang - Keluarga bocah obesitas Rizki Rahmat Ramadhan (10) optismistis putra mereka akan kembali sadar dan pulih. Jumat 22 Juli 2016, sekitar pukul 15.30 WIB, tangan Rizki tiba-tiba bergerak walau sesaat.
Melihat adanya pergerakan dari tubuh Rizki, keluarganya yang sudah menunggu di luar ruang ICU sejak pagi langsung gembira.
Pergerakan tubuh sang anak juga terlihat saat Lia (40), ibu Rizki mendekati sang anak dan memanggil-manggil nama anaknya tepat di telinga Rizki.
Advertisement
Berita ini menyita banyak perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Sabtu (23/7/2016).
Dua informasi lainnya yang tak kalah menarik adalah pria asal Lombok yang dapat 'menyulap' uang robek jadi bagus dan cerita sarjana matematika yang mengidap gangguan jiwa.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Dalam Koma, Tubuh Rizki Bocah Obesitas Palembang Bergerak
Rizki Rahmat Ramadhan (10), bocah obesitas asal Palembang masih dibantu mesin ventilator untuk memudahkan pernapasannya. Dia sempat mengalami koma.
Kondisi itu membuat keluarga cemas. Hingga suatu saat tangan Rizki tiba-tiba bergerak walaupun hanya sesaat.
Saat ditanyakan perihal kabar tersebut, ayah Rizki, Edi Hartono (44), langsung membenarkan. Wajahnya terlihat sumringah saat melihat tubuh sang anak bisa merespons.
Pergerakan tubuh sang anak juga terlihat saat Lia (40), ibu Rizki, mendekati sang anak dan memanggil-manggil nama anaknya tepat di telinga Rizki. Meskipun tidak ada sahutan, Rizki merespons suara ibunda dengan gerakan walaupun sebentar.
2. Pria Asal Lombok Sulap Uang Robek Jadi Uang Bagus di Bali
Bim salabim abrakadabra. Seperti seorang pesulap ulung, pria asal Kediri, Lombok Barat ini berhasil menyulap uang robek menjadi uang bagus.
Pemuda itu bernama Suhaimi. Dengan sepeda motornya setiap pagi ia mengelilingi kampung di Bumi Makepung Jembrana menawarkan jasa penukaran uang robek. Tak lupa, ia membawa pengeras suara.
"Contohnya, jika uang robek yang ditukar besarnya Rp 10 ribu saya ganti dengan uang bagus sebesar Rp 5 ribu," kata dia.
Nantinya, uang robek yang terkumpul banyak akan disetorkan kepada seorang pengepul yang berdomisili di Lombok Barat. Dari aktivitasnya ini Suhaimi mendapat keuntungan 30 persen dari tiap uang robek yang disetorkannya.
3. Cerita Wahid, Sarjana Matematika Pengidap Gangguan Jiwa
17 tahun sudah, Wahid, seorang sarjana matematika dari Kabupaten Pidie Jaya, Aceh tidak pulang ke rumahnya.
Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sigli, Aceh, itu menghabiskan lima tahun terakhir di Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 3 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.
Wahid mendapat perawatan karena mengalami gangguan jiwa. Kini Wahid telah dipulangkan ke kampung halamannya.
Kepala PSBL Harapan Sentosa 3 Helmiyati menuturkan, keluarga harus terus mendampingi Wahid karena perhatian orang terdekat dapat memberikan lingkungan yang membuat Wahid merasa nyaman.