Gunung Bromo Menggeliat Lagi, Penerbangan ke Malang Dialihkan

Sebelumnya, pada 23 Juli 2016 Gunung Bromo sempat mengeluarkan asap setinggi 400 meter.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 25 Jul 2016, 11:13 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 11:13 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Bromo di Jawa Timur belum berhenti menggeliat. Seperti yang terjadi pagi ini dan mengakibatkan penerbangan ke Bandara Abdulrachman Saleh, Maleng dialihkan.

Hal tersebut salah satunya dialami maskapai Garuda Indonesia. Penerbangan ke Malang harus dialihkan ke Surabaya, Jawa Timur.

"Penerbangan Garuda Indonesia terpaksa dialihkan ke Surabaya mengingat sebaran abu vulkanik yang meluas di langit Kota Malang. Garuda terbang ke Malang ada sekali penerbangan pulang pergi," kata VP Corporate Communications Garuda Indonesia Benny S Butarbutar kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (25/7/2016).

"Pengalihan ke bandara terdekat dilakukan sesuai prosedur keselamatan penerbangan," sambung dia.

Sementara itu, Humas Kementerian Perhubungan Hemi Pamuraharjo mengatakan, kemungkinan semua maskapai yang mengarah ke Malang dialihkan. Namun dia masih harus mengecek lagi informasi ini.

"Biasanya sih semua maskapai dialihkan kalau erupsi gunung," tutur Hemi.

Sebelumnya, pada 23 Juli 2016 Gunung Bromo sempat mengeluarkan asap setinggi 400 meter. Asap tersebut mengarah ke barat daya-barat laut atau Kabupaten Malang, Jatim.

Asap yang keluar dari kawah teramati putih tipis hingga tebal. Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih belum stabil.

Sehingga warga dan wisatawan masih tidak diperbolehkan beraktivitas di dalam kawasan radius 1 kilometer dari kawah aktif gunung yang berada di Kabupaten Probolinggo itu.

"Saya imbau warga tetap tenang dan mematuhi rekomendasi PVMBG untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif karena jarak tersebut adalah jarak aman untuk masyarakat," ucap Hendra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya