KKN di Filipina, Mahasiswa UMY Bantu Keturunan Indonesia

Mahasiswa UMY akan membantu mengajari keturunan Indonesia belajar Bahasa Indonesia.

oleh Yanuar H diperbarui 31 Jul 2016, 22:08 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2016, 22:08 WIB
KKN di Filipina, Mahasiswa UMY Bantu Keturunan Indonesia
Mahasiswa UMY akan membantu mengajari keturunan Indonesia belajar Bahasa Indonesia. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak 21 mahasiswa program studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dikirim ke Davao, Filipina Selatan, untuk menjalani KKN internasional untuk pertama kalinya. Mereka bertugas mulai 31 Juli 2016 dan akan bertugas hingga 27 Agustus 2016.

Wakil Rektor I, Gunawan Budiyanto, mengatakan pengiriman mahasiswa UMY ini bertujuan membantu pemerintah dalam menangani permasalahan warga keturunan Indonesia yang berdiam di kota tersebut. Saat ini, ada ribuan warga keturunan Indonesia terancam tidak memiliki status kewarganegaraan (stateless) di Filipina Selatan.

"Kurang lebih terdapat 11 ribu warga keturunan Indonesia yang masih menetap di Davao dan mereka masih berstatus stateless. Dilihat dari permasalahan tersebut, ditambah beberapa daerah di Selatan Filipina tersebut justru dari aspek ekonomi masih terbelakang," kata Gunawan, Sabtu 30 Juli 2016.

Gunawan mengatakan KJRI mengapresiasi inisiatif program KKN Internasional ke Davao itu. KKN juga menjadi kesempatan yang bagus bagi UMY dan diharapkan dapat memunculkan konsep resolusi konflik terhadap warga keturunan Indonesia tersebut.

"Ini sebagai salah satu langkah proses penyelesaian masalah kewarganegaraan terhadap warga keturunan Indonesia yang bermukim di Filipina bagian Selatan tersebut. Selain itu, diharapkan para peserta KKN ini dapat membantu pemerintah Indonesia serta salah satu tugas Muhammadiyah dalam menciptakan konsep resolusi konflik," ucap Gunawan.

Sementara itu, Ketua KKN Internasional Davao Angga Bayu Seto Aji mengatakan ribuan warga keturunan Indonesia di Davao yang masih berstatus stateless tersebut terkendala bahasa sehingga tidak diakui oleh Indonesia. Ribuan orang Indonesia itu dikenal dengan istilah Person Indonesian Descendants (PIDS) tinggal di Davao tidak memiliki kewarganegaraan Filipina maupun Indonesia.

"Pada kegiatan KKN ini, kami akan mengajar Bahasa Indonesia, mengajarkan bagaimana cara membatik, serta berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu, kami juga akan mengajarkan bagaimana mengelola sumber daya alam dengan baik. Di sana banyak memproduksikan nanas sama durian," papar mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional 2013.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya