Berkah Kenangan Manis Sang Jenderal di Gunungkidul

Saat masih taruna puluhan tahun lalu, Jenderal (Purn) Moeldoko pernah napak tilas rute Panglima Besar Sudirman.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Agu 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2016, 07:00 WIB
Moeldoko, Gunungkidul
Jenderal Moeldoko memberi bantuan untuk Gunungkidul

Liputan6.com, Gunungkidul - Gunungkidul, Yogyakarta, punya tempat tersendiri di hati Jenderal TNI (Purn) Moeldoko . Mantan Panglima TNI itu menyimpan sepotong kenangan manis pada daerah pegunungan kapur di selatan Kota Yogyakarta tersebut.

Syahdan saat masih menjadi taruna akademi militer (Akmil) pada akhir 70-an, dia mengikuti napak tilas rute gerilya Panglima Besar Sudirman. Waktu itu kondisi Gunungkidul masih tertinggal dan tandus.

Kondisi alam yang gersang tak membuat hati penduduk setempat "meranggas". Bahkan sebaliknya, warga Gunungkidul ramah dan memiliki jiwa sosial  tinggi.

Moeldoko masih teringat bagaimana saat melewati desa-desa, kerap penduduk Gunungkidul memberi ubi, ketela pohon, gula merah, dan air putih. Pemberian itu sangat berharga bagi taruna yang kehausan dan letih setelah jalan kaki berkilo-kilometer.

Seiring kenangan itu, Moeldoko memberikan bantuan dana Rp 3,5 miliar untuk warga Gunungkidul guna mengatasi ancaman kekeringan.

"Saya ingin memberikan hadiah kepada masyarakat Gunungkidul. Alhamdulillah setelah punya kesempatan saya ingin mengembalikan darma bakti kepada masyarakat," kata Moeldoko di sela-sela peresmian saluran irigasi di Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin, 8 Agustus 2016.

Moeldoko mengatakan uang Rp 3,5 miliar itu dari koceknya sendiri. Uang itu digunakan untuk membantu pengairan di Gunungkidul.

Sistem pengairan yang digunakan unik, yakni menaikkan air dari sungai menuju ke tanah persawahan. Tekniknya dengan menggunakan tekanan air untuk mengangkat air.

Moeldoko mengatakan di lokasi ini untuk mengangkat air dari bawah ke atas sampai ketinggian 134 meter diperlukan pipa yang panjang. Karena itu, dibutuhkan biaya yang cukup tinggi.

"Kelebihan sistem ini sangat efisien. Kenapa karena tidak menggunakan mesin, murni kekuatan arus air yang dimanfaatkan, sehingga masyarakat tidak dibebani membeli bahan bakar," katanya.

Moeldoko menjelaskan bantuannya tidak hanya di bidang pengairan. Selain itu, ia juga membantu di bidang penelitian tanah di sekitar Gunungkidul yang kurang produktif.

Dia mengatakan pihaknya juga sudah mengundang beberapa ahli untuk memberikan penelitian. Selain itu, ia berjanji untuk memberikan bantuan tanaman seperti padi dan jagung.

"Kita menyiapkan tim dan sudah dilakukan uji coba, dan hasilnya mampu menghasilkan 9,4 ton per hektar, nantinya tanah kering disini disulap menjadi sawah," ujar Moeldoko.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya