Lagu Perjuangan dan Film Sudirman Bikin Merinding Warga Brebes

Lagu-lagu perjuangan dimainkan sepanjang pawai obor dan kirab bendera merah putih berlangsung di Limbangan Wetan, Brebes.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 17 Agu 2016, 09:30 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2016, 09:30 WIB
Lagu Perjuangan dan Film Sudirman Bikin Merinding Warga Brebes
Lagu-lagu perjuangan dimainkan sepanjang pawai obor dan kirab bendera merah putih berlangsung di Limbangan Wetan, Brebes. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Pawai obor dan kirab bendera merah putih mewarnai malam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-71 di Kelurahan Limbangan Wetan, Brebes, Jateng, pada Selasa malam, 16 Agustus 2016.

Baik anak-anak maupun orang dewasa telah berkumpul memadati ruas jalan yang dilewati pawai sejak pukul 19.00 WIB. Padahal, acara pawai dan kirab baru dimulai sekitar pukul 20.00 WIB.

Acara tradisi kultural budaya masyarakat kelurahan Limbangan Wetan dalam kirab pawai obor dan merah putih tersebut merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas jasa perjuangan para pahlawan menuju Indonesia merdeka.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, pawai dan kirab dimulai di perempatan ujung jalan dekat kantor kelurahan. Sepanjang rute, rombongan peserta pawai dan kirab diiringi musik drum band dengan lagu-lagu perjuangan yang dimainkan anak-anak setempat. Hal itu semakin menambah semangat dan motivasi para peserta kirab.

Setelah bendera mereh putih di kirab keliling kampung, bendera merah putih diserahterimakan kepada lurah, sejumlah tokoh agama, dan sesepuh di Desa Limbangan Wetan. Lurah Limbangan Wetan Kusuma Edi mengatakan, pawai obor dan kirab itu untuk menumbuhkan kembali nasionalisme pemuda dan pemudi terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun Ke-71 RI ini, mari kita tumbuhkan kembali semangat nasionalisme untuk NKRI," ucap Kusuma Edi, usai pawai obor dan kirab bendera merah putih di Brebes, Jateng.  

Selain menggelar pawai dan kirab, panitia juga mengajak seluruh warga masyarakat yang hadir untuk nonton bareng (nobar) film-film perjuangan pahlawan di saat mengusir penjajah dari bumi pertiwi.  Salah satu film yang diputar berjudul Jenderal Soedirman.  

"Kenapa kami ajak warga untuk nobar film pahlawan itu, agar mereka tahu bagaimana perjuangan pahlawan di masa zaman penjajahan. Sehingga diharapkan mereka selalu mengingat sejarah sebagai pembelajaran. Dan juga menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam melawan penjajah di masa lalu dan ikut mendoakannya," tutur Kusuma.

Ke depan, lanjut dia, pawai obor dan kirab bendera merah putih serta menonton film perjuangan bersama akan tetap dilakukan sesuai tradisi.

"Tradisi budaya ini akan tetap kami jaga dan dilestarikan. Harapannya ada inovasi lain untuk menjadikanya lebih menarik, meriah dan selalu ditunggu-tunggu masyarakat," ungkap dia.

Bulu Kuduk Naik

Sejumlah warga yang ikut rangkaian kegiatan peringatan HUT RI mengaku gembira berkeliling kampung sambil membawa obor yang dibuat dari bambu, kain dengan bahan bakar minyak tanah.  

"Saya senang ikut pawai obor dan kirab bendera merah putih bisa sambil jalan-jalan sama teman-teman sekampung. lagi setelah ini ada nonton film pahlawan Jenderal Soedirman bareng," kata Ayu (14), seorang anak yang ikut tradisi pawai dan kirab itu.  

Warga lainnya yang ikut pawai, Mustofa (40) mengatakan, kegiatan pawai obor selalu digelar setiap HUT RI dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berkeliling kampung.

Menurut dia, pawai dan kirab merupakan tradisi warga Limbangan Wetan dalam menyambut HUT RI, sekaligus mempererat silaturahmi antarumat beragama dan masyarakat Brebes, khususnya.

"Tradisi pawai obor dan kirab budaya ini jangan sampai hilang, harus terus dipertahankan, untuk mengingatkan HUT RI dan perjuangan para pahlawan," ucap Mustofa.  

Sementara itu, Wulandari (40), warga Limbangan Wetan mengaku terhibur dengan melihat keceriaan anak-anak berjalan kaki sambil membawa obor, bendera dan melainkan alat musik drum band disertai iringan lagu-lagu perjuangan.  

"Banyaknya peserta dan lantangnya suara lagu-lagu perjuangan sampai membuat bulu kuduk saya merinding. Perjuangan pahlawan memang hebat dan patuh menjadi panutan kita bersama," ucap Wulandari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya