Liputan6.com, Pati - Bertempat di Kali Kedung Jurug, Desa Karangngawen, Kecamatan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah, sekitar 2.000 petani Pegunungan Kendeng mengikuti upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia (RI). Tepat di lokasi itu, pengusaha berencana menambang dan membangun pabrik semen yang mengancam sumber mata pencaharian petani.
Upacara yang berlangsung di atas sumber mata air itu berlangsung khidmat. Dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menyatakan, upacara itu digelar sebagai simbol semangat petani Kendeng untuk menyuarakan keberatan.
"Sekaligus menjadi saksi bahwa daerah kami yang sangat subur dan produktif ini sangat tidak layak untuk pertambangan," tulis rilis tersebut, Rabu (17/8/2016).
Petani Kendeng juga menyampaikan harapan agar mendapatkan kemerdekaan sejati, seperti yang diamanatkan para pendiri bangsa dalam UUD 1945 dan Pancasila. Merdeka yang dimaksud adalah kebebasan untuk menjadi jati diri masing-masing.
"Petani tetaplah tidak kehilangan lahan untuk bercocok tanam, nelayan tetap bisa melaut dengan gagah dan gembira, ilmuwan bisa mengabdikan keilmuannya untuk kebaikan kehidupan," kata Gunretno, perwakilan JMPPK.
Baca Juga
Mewakili petani Kendeng, JMPPK menyinggung kembali rencana ekspansi pabrik semen di wilayah mereka, mulai dari Rembang, Pati, Grobogan, hingga Blora. Pembangunan pabrik semen itu, kata dia, mengancam hilangnya kelestarian Pegunungan Kendeng sebagai sumber penghidupan para petani.
Petani Kendeng mengapresiasi Jokowi atas penghentian semua izin pertambangan di wilayah Pegunungan Kendeng yang tersebar di lima kabupaten selama proses Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Petani berharap Jokowi tetap setia mengemban amanat rakyat.
"Kami masih mempercayai bahwa pemimpin tertinggi kami, Presiden Republik Indonesia, masih setia mengemban amanat rakyat," ujar Gunretno.
Usai upacara, para petani Kendeng menggelar acara sedekah Bumi dan brokohan.
Advertisement