Liputan6.com, Madura - - Selain memiliki kadar oksigen terbaik ke dua setelah Yordania, ternyata Pulau Giliyang yang berada di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur itu juga memiliki budaya unik yang dimiliki warganya.
Dari pantauan Liputan6.com, hampir di setiap rumah sampai di ujung pulau Giliyang, masyarakat di sana khususnya perempuan, rata-rata memakai perhiasan emas di tangan dan di lehernya.
Orang yang datang bisa jadi menilai warga Pulau Giliyang sombong dan pamer kekayaan. Sebab selama beraktifitas sehari-hari warga mengenakan perhiasan emas.
Advertisement
"Bagi mereka yang mempunyai perhiasan emas, ya dipakai. Tetapi mereka bukan bermaksud pamer dan mereka tidak pernah berpikiran perhiasannya dicuri orang karena mereka merasa pulau Giliyang aman dari orang-orang jahat," tutur Kadisbudparpora Kabupaten Sumenep, Sofiyanto saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin, 26 September 2016.
Baca Juga
Sofiyanto mengatakan bahwa saat ini Pulau Giliyang sudah mulai berbenah. Dia mengakui mendapatkan dana dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) untuk memperbaiki fasilitas di sana.
"Banyak yang didapat dari BPWS, di antaranya paving untuk perbaikan jalan dan pembangunan pipa bawah laut untuk mendistribusikan air bersih di pulau Giliyang," kata Sofiyanto.
Sofiyanto menjelaskan bahwa mata pencaharian utama, masyarakat di pulau Giliyang adalah nelayan. "Tetapi selain menjadi nelayan mereka juga gemar bertani dan berkebun buah siwalan dan kelapa. Mereka juga berternak sapi, kambing dan ayam, mas," ucap Sofiyanto.
Sesuai dengan arahan dari bupati, alat transportasi yang awalnya menggunakan kendaraan bermotor akan diganti dengan sepeda dan kendaraan yang memakai baterai.
"Bupati sudah mengawali sosialisasi mengurangi pencemaran polusi udara di pulau Giliyang dengan menggunakan sepeda angin. Dan bagi para wisatawan yang berkunjung ke pulau Giliyang bisa menyewa sepeda angin (sepeda ontel), karena masyarakat di sana sudah membuka penyewaan sepeda angin," ujar Sofiyanto.
Bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Giliyang, mereka harus menggunakan perahu nelayan dari Pelabuhan Dungkek. Setelah menikmati perjalanan laut selama 45 menit, wisatawan sudah bisa langsung menghirup bersihnya udara Pulau Giliyang.