Liputan6.com, Probolinggo - Sejumlah anggota Komisi III DPR mendatangi Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dari kunjungan ini terekam sikap dan keyakinan para pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan di tenda-tenda padepokan.
Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K. Harman bersama delapan anggota langsung menyusuri tenda penampungan para pengikut Dimas Kanjeng. Pengakuan para pengikut saat ditanya soal kasus Dimas Kanjeng membuat para wakil rakyat itu kaget .
“Saudara sudah berapa lama di sini? Mengapa Anda betah tinggal di tenda sini?," tanya Akbar Faizal, salah satu anggota DPR, saat mengunjungi padepokan, Sabtu 1 Oktober 2016.
"Saya baru satu tahun, dan di sini saya bisa mendapat ketenangan tinggal di padepokan ini, kalau soal uang kami tidak masalah karena kami percaya guru kami mampu menggantinya,” kata Muntalib, santri yang mengaku warga asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Advertisement
Baca Juga
Saat Faizal menjelaskan tentang keberadaan Dimas Kanjeng yang ditahan di Polda Jatim, umumnya mereka tidak percaya. Mereka beranggapan Dimas Kanjeng masih naik haji dan ada di mana-mana.
“Kami semua dibuat tidak habis pikir," kata Akbar Faizal.
"Apa yang kami lihat dan nyatakan, mereka sudah terlanjur percaya soal sang guru yang diyakini mampu mendatangkan uang dengan cara gaib. Bahkan emas batangan dan sepeda motor bisa didatangkan dengan cara irasional alias gaib,” ujarnya.
Santri lainnya bernama Muslim juga memberi jawaban yang tak kalah 'ajaib'. "Masalah uang palsu itu memang masih proses untuk menjadi uang asli, karena memang belum tersentuh guru kami, dia juga bisa menjadikan uang 100 juta dari cincin dengan mata kristal ini," ujar Muslim.
Sementara itu, Marwah Daud, Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, juga mengakui masih percaya bahwa Dimas Kanjeng mampu mengembalikan uang milik santri padepokan jika diminta.
“Beliau ini seseorang yang muncul di tengah proses perubahan peradaban yang diberikan kemampuan di luar nalar untuk mencetak uang. Tentunya ini kebesaran dari Allah,” kata Marwah di hadapan anggota komisi III DPR RI.
Pernyataan Marwah Daud sungguh di luar dugaan anggota DPR RI. “Ya sudah, kami tidak bisa intervensi karena itu urusan personal mereka," tutur Akbar Faisal lagi.
Saat ditanya maksud tujuan kedatangannya, Akbar menjelaskan bahwa saat mereka datang ke Padepokan Dimas Kanjeng hanya memastikan penanganan kasus yang dilakukan Polda Jatim.
"Kami datang kesini juga terkait kasus pembunuhan dan penipuan yang dilakukan pengasuh padepokan sudah berjalan baik," kata Akbar.
Dia menambahkan pihaknya juga mengimbau siapa saja yang merasa tertipu atau tidak sesuai pengharapan atas janji-janji Dimas Kanjeng harap melapor kepada polisi.
"Itu saya sampaikan pada santri Dimas Kanjeng yang ada di sini, tapi mereka tetap kukuh pada pendiriannya,"' ujar Akbar Faizal.