Liputan6.com, Kupang - Sebanyak 50 ekor sapi milik masyarakat Kelurahan Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mati akibat kekurangan air sejak Agustus 2016. Kondisi ini seiring kekeringan yang melanda daerah setempat.
"Dampak kekeringan yang melanda Kabupaten Kupang mengakibatan sumber air bersih untuk kebutuhan masyarakat Sulamu, serta air untuk ternak sapi mengalami kekeringan," kata Camat Sulamu Adriel AbinenoĀ di Oelamasi, Ibu Kota Kabupaten Kupang, 38 km arah timur Kota Kupang, NTT, Senin 10 Oktober 2016, dilansir Antara.
Menurut dia, kejadian matinya 50 ekor sapi milik warga Sulamu terjadi sejak bulan Agustus. Sebelum mati, puluhan ekor sapi itu masuk ke dalam bendungan yang untuk mencari air minum. Namun tak ada lagi air di bendungan itu.
Advertisement
Baca Juga
"Saya punya ternak sapi ada lima ekor yang mati di dalam bendungan di Sulamu. Sapi-sapi itu mati bukan karena penyakit tetapi akibat ketiadaan air minum," kata Adriel Abineno.
Menurutnya, kejadian ini membuat warga Sulamu menjadi resah karena kerugian yang dialami masyarakat pemilik Sapi mencapai puluhan juta.
Ia mengatakan banyak warga di Kecamatan Sulamu yang mengeluh ketiadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan air bagi ternak milik masyarakat. Kekurangan air bersih sangat dirasakan warga Sulamu karena semua sumber air bersih di daerah itu mengalami kekeringan.
"Musim kemarau yang terjadi tahun ini membuat masyarakat di Sulamu tidak bisa berdaya. Sebagian masyarakat memiliki air sumur, namun air sumur yang dibangun tidak jauh dari pantai rasanya payau karena sudah tercemar dengan air laut, namun karena keterbatasan dana masyarakat terpaksa menggunakan air sumur yang rasanya payau untuk air minum," kata Abineno.
Adriel Abineno mengaku datang ke Oelamasi untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan DPRD Kabupaten Kupang untuk dapat mengalokasikan anggaran membangun sumur bor di Sulamu. Pembangunan itu untuk mengatasi kekurangan air bersih bagi 70.000 jiwa penduduk Sulamu serta kebutuhan air bagi ternak sapi milik warga Sulami.
"Jika memang anggaran memungkinkan untuk dibangunkan embung di Sulamu karena embung mampu menampung air dalam jumlah banyak yang bisa dimanfaatkan masyarakat di Sulamu ketika mengalami kekurangan air bersih seperti yang terjadi dalam musim kemarau seperti sekarang," kata dia.