Aksi Redam Tensi Berbagai Daerah Jelang Demo 4 November

Masyarakat di berbagai daerah diimbau agar tidak terpancing untuk datang ke Jakarta saat demontrasi 4 November 2016 digelar.

oleh M SyukurPanji Prayitno diperbarui 02 Nov 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 14:00 WIB
Massa FPI Kembali Demo Tolak Ahok di Balaikota
Massa yang mayoritas mengenakan pakaian putih itu membawa spanduk berisi tuntutan agar Ahok mundur, Jakarta, Senin (1/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Cirebon - Jelang aksi demonstrasi menuntut Ahok yang akan digelar 4 November 2016, beragam cara dilakukan untuk meredam tensi demi menjaga situasi kondusif di berbagai daerah. Polresta Cirebon, misalnya, mengimbau agar masyarakat Cirebon, khususnya ormas Islam dan alim ulama, tidak berangkat ke Jakarta.

"Kita cukup kegiatan di Ciko (Cirebon Kota) saja dan mendoakan semoga aspirasi yang disampaikan di sana bisa berjalan dengan lancar, dan berharap dalam aksi itu tidak ada pihak-pihak yang menunggangi atau mencari kesempatan," ungkap AKBP Indra Jafar, Selasa (1/11/2016).

Indra mengatakan, sejauh ini belum ada laporan mengenai kelompok atau ormas Islam Cirebon yang ingin berangkat ke Jakarta. Namun, ia menyatakan hingga saat ini wilayah hukum Kota Cirebon masih aman, terkendali dan kondusif.

Ia menyarankan agar masyarakat Cirebon lebih baik berdoa saja karena kekuatan doa itu lebih baik. Menurut Indra, para alim ulama di Cirebon juga sudah sepakat untuk mengadakan kegiatan di wilayah Cirebon saja atau bisa dengan cara lain seperti dengan memberi dorongan moral.

"Mereka (kelompok Islam) katanya akan mengadakan kegiatan di sini saja, dengan sampaikan aspirasi, membuat petisi dan sebagainya. Meski saya akui ada beberapa orang yang ingin ke sana, kita belum tahu jumlah yang akan berangkat," ucap Indra.

Terkait keamanan di Kota Cirebon, dia terus berupaya maksimal membuat masyarakat aman dan nyaman. Ia menegaskan wilayah hukum Kota Cirebon dengan kekuatan 900 anggota, yang tersebar di polres dan polsek, pihaknya akan bersiaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain itu juga, kata dia, pihaknya juga menempatkan personel di objek vital.

"Kita tempatkan seperti biasa, hanya kita beri arahan dan perintahkan mereka (anggota) untuk tingkatkan kewaspadaan dan keselamatan. Apabila ada aksi atau aspirasi, saya minta kepada masyarakat untuk segera beritahu ke pihak kepolisian sesuai undang-undang, yaitu 3x24 jam," kata dia.

Meski begitu, Indra tak menampik jika kesatuan Brimob kini dalam siaga I. Namun, ia menyatakan status itu hanya masalah kesiapsiagaan karena masyarakat membutuhkan kecepatan di tempat kejadian.

"Saya mengimbau masyarakat jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu di media sosial dan sebagainya. Kita doakan itu semuanya bisa lancar dan damai," kata dia.

Terpisah, Ketua Lembaga Dakwah PBNU dan anggota DPR RI, Maman Imanulhaq, menyampaikan umat Islam harus bersyukur kepada proses demokrasi yang memberi ruang untuk mengemukakan pendapat depan umum tanpa ada ancaman represif dari aparat seperti zaman Orde Baru.

"Karena itu, demo sebesar apa pun harus tetap santun, tidak anarkis, dan tidak merusak fasilitas umum. Nilai islami dalam berdemokrasi akan terlihat bila tidak ada caci maki dan provokasi," kata lelaki yang akrab disapa Kang Maman.

Ia menyatakan Indonesia harus jadi negara yang menjadi contoh bagaimana agama menjadi spirit bagi umatnya untuk melakukan perubahan dan perdamaian. Selain itu, aparat pemerintah tetap harus bersikap adil, konstitusional dan profesional.

Maman juga mengingatkan kepada semua pengguna media sosial (medsos) untuk tetap rasional dan menjaga kesalehan bermedsos. "Jadikan medsos sebagai ladang amal dan mimbar kebaikan dengan menulis, men-share dan memviral hal-hal positif yang menguatkan ukhuwah, nasionalisme dan kemanusiaan," ujar Maman.

Ribuan Personel Polda Riau Siaga

Harap-Harap Cemas Berbagai Daerah Jelang Demo 4 November
Seluruh daerah mengimbau agar warganya tidak terpancing untuk datang ke Jakarta saat demontrasi 4 November 2016 digelar. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Sebanyak 67 warga Riau, khususnya Pekanbaru, terdata Kepolisian Daerah (Polda) Riau berangkat ke Jakarta untuk mendemo Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 4 November nanti. Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo menyebut puluhan warga Riau yang berangkat itu berasal dari sejumlah organisasi massa (ormas) Islam.

"Terdata 67 warga Riau yang berangkat ke Jakarta terkait demonstrasi di Jakarta nanti," kata Guntur.

Di Riau, khususnya di Pekanbaru, Polda Riau telah menyiagakan 1.200 personel bilamana terjadi aksi serupa yang menuntut Ahok diproses karena dianggap menistakan agama. Namun, jajaran Polda Riau belum menerima laporan atau pemberitahuan adanya aksi serupa di Pekanbaru pada 4 November 2016.

"Meski belum ada pemberitahuan, Polda Riau tetap siaga," kata Guntur.

Jika nantinya terjadi demonstrasi di Pekanbaru, Guntur mengimbau mengikuti prosedur yang berlaku. Salah satunya pemberitahuan kepada pihak kepolisian. "Jika ada demonstrasi lakukan dengan tertib. Kalau berujung anarkis akan dibubarkan," tegas Guntur.

Sebelumnya, Polda Riau mengirimkan 200 personel Brimob ke Jakarta untuk mengamankan aksi 4 November. Brimob Riau disiagakan di Lapangan Banteng. Guntur menyebut ratusan personel itu telah diberangkatkan ke Jakarta melalui jalur udara pada Minggu, 30 Oktober 2016.

Kodam Pattimura Undang Ulama

Kodam XVI/Pattimura menggelar tatap muka dengan para tokoh masyarakat, agama, adat, pemuda, dan wanita untuk mengantisipasi pengaruh suhu politik yang memanas di DKI Jakarta menjelang Pilkada serentak 2017.

Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kodam XVI/Pattimura, Kolonel Inf Agustinus Purboyo di Ambon, Senin, mengatakan sejumlah pembicara dalam kegiatan tatap muka itu sudah menyampaikan tentang pilkada kabupaten/kota di Maluku yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, dan menginginkan agar suasana di daerah ini tidak terimbas kampanye memanas seperti di DKI Jakarta.

"Kegiatan Pilkada DKI Jakarta telah membias pada hal-hal yang sudah tidak fokus pada tujuan pilkada itu sendiri," kata dia dilansir Antara.

Karena itu, Pangdam berinisiatif melaksanakan tatap muka dengan semua komponen dalam masyarakat, karena menurut beliau pendekatan-pendekatan melalui komunikasi dengan mengedepankan kearifan lokal, melalui tokoh masyarakat ternyata sangat efektif untuk bisa meredam terjadinya kontak fiksi di antara organisasi atau orang-orang di wilayah Maluku.

"Secara umum sudah dijelaskan, baik oleh Kapolda maupun Pangdam bahwa untuk wilayah Maluku, tidak mengalami biasan Pilkada DKI Jakarta," ujar dia.

Pangdam maupun kapolda bersyukur dan mengapresiasi keamanan yang sudah terbina selama ini, bukan karena keberadaan TNI-Polri semata tetapi karena peran tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

"Tokoh masyarakat maupun agama bisa memberikan teladan dan imbauan agar situasi kondusif yang terpelihara dengan baik ini, bisa menjadikan Maluku ke depan sebagai pusat investasi dunia," ujar Agustinus.

Apalagi, ujar dia, Presiden Joko Widodo mempunyai kebijakan Indonesia Timur adalah masa depan Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya