Liputan6.com, Denpasar - Kopi Kintamani adalah salah satu jenis kopi Arabika yang tumbuh di ketinggian 900 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut. Kopi kintamani juga memiliki keunikan yang tidak dimiliki kopi lainnya dari Indonesia, yakni memiliki aroma jeruk saat diseduh.
Aroma jeruk itu muncul berasal dari kadar keasaman kopi tersebut karena berjenis Arabika.
"Aroma lemon atau jeruk ini sebenernya dari kadar asam kopi Kintamani itu sendiri. Pada tahun 2008, kopi Kintamani pertama kali dipatenkan oleh pemerintah," kata perwakilan petani, pengolah kopi dan wirausahawan Kopi Kintamani, Komang Sukarsana kepada ‎Liputan6.com di Denpasar, Senin, 2 Januari 2017.
Menurut dia, ciri khas itu menjadi modal utama para petani kopi Kintamani bersaing dengan kopi daerah lainnya. Selain itu, dukungan pemerintah bagi para petani kopi Kintamani juga sangat menunjang terjualnya puluhan ton kopi untuk dikirim ke daerah di Indonesia bahkan ke luar negeri.
"Kurang lebih dari tahun 2012, kita bertemu atau meeting dengan para eksportir pemilik kafe. Sehingga dengan adaya kegiatan ini, antara petani dan pembeli itu bisa ketemu langsung, sehingga rantai pasaran selama ini yang terlalu panjang itu bisa dipersingkat," ucap dia.
Baca Juga
Sukarsana mengaku, petani kopi Kintamani setiap tahunnya mampu menyuplai ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Kopi tersebut dikirim untuk kebutuhan kedai kopi di berbagai daerah Indonesia dan luar negeri. Biasanya dikonsumsi untuk single original, blend, sebagai bahan baku untuk cappuccino, latte dan lainnya.
"Hasil kopi dari petani Kintamani secara keseluruhan mencapai 3.000-4.000 ton kopi per tahun dengan kurang lebih 3.800 petani. Luasan lahan kopi 8.000 meter, secara keseluruhan 15 ribu hektare," ucap pria yang mahir meracik kopi tersebut.
Tak hanya itu, peran koperasi bagi petani kopi Kintamani sangat membantu promosi mereka. Pemerintah selalumengajak petani kopi Kintamani untuk mengikuti berbagai acara, pameran dan sebagainya yang terkait dengan kopi.
"Yang sedang digalakkan saat ini bagaimana ‎hasil kopi kita bisa satu pintu melalui koperasi, karena setiap tahunnya koperasi ada kontrak sekitar 10 kontainer," tutur Sukarsana.
Advertisement