Ada Pasar Terapung di Sungai Kotor Palembang

Sungai Sekanak dikenal sebagai salah satu sungai kotor karena banyak sampah dan mengeluarkan bau yang tak sedap.

oleh Nefri Inge diperbarui 11 Feb 2017, 17:03 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 17:03 WIB
Pasar Terapung Palembang
Pasar Terapung Palembang

Liputan6.com, Palembang Ada pemandangan berbeda di Jembatan Sungai Sekanak, Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Sebanyak 10 unit perahu kayu berukuran sekitar 3 meter memadati pinggiran Sungai Sekanak. Berisi berbagai jenis jajanan, puluhan perahu menjajakan cemilan kepada para warga sekitar.

Program uji coba Pasar Terapung Sungai Sekanak Palembang ini pun mendadak sontak mengundang perhatian para warga dan pengendara sepeda motor yang lewat. Tak sedikit dari mereka yang turun ke pinggiran sungai hanya untuk melihat, berfoto dan membeli jajanan di pasar terapung. Pasalnya, Sungai Sekanak dikenal sebagai salah satu sungai kotor karena banyak sampah dan mengeluarkan bau yang tak sedap.

Pada acara ini, ada sedikit sampah yang masih terus dibersihkan oleh tim Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang. Kendati demikian, bau yang menyengat akibat pembuangan sampah sembarangan masih tercium pekat.

Menurut Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang akan mengembalikan fungsi aliran Sungai Musi seperti sedia kala, yaitu sebagai sarana transportasi dan mampu meningkatkan perekonomian warga Palembang.

“Saat surut, air Sungai Musi akan masuk ke sini. Kita akan buat tim untuk melakukan normalisasi sungai ini,” ujarnya kepada Liputan6.com, saat menyambangi Pasar Terapung Sungai Sekanak Palembang, Jumat, 10 Februari 2017.

Program Pasar Terapung ini rencananya akan dimulai dari sepanjang aliran Sungai Sekanak Palembang, yaitu dari Jalan Merdeka hingga Jalan Demang Lebar Daun (DLD) Palembang dan ke seputaran Kapten A. Rivai Palembang.

Kehadiran Pasar Terapung ini juga akan menjadi salah satu destinasi Kota Palembang dan akan diperluas lagi hingga ke beberapa anak Sungai Musi di Palembang. Para pedagang juga akan menjual beberapa jenis makanan tradisional, seperti pempek Palembang, model, tekwan, dan lainnya.

“Kita himbau agar para pedagang mendatangkan hasil-hasil makanan atau produk dari daerah masing-masing,” ujarnya.

Dalam mensukseskan program ini, Pemkot Palembang akan melakukan berbagai pembenahan, baik dalam menyediakan fasilitas pasar terapung, pembersihan aliran sungai hingga bantuan ke pedagang pasar terapung.

Anak Sungai Musi

Pasar Terapung Palembang
Pasar Terapung Palembang

Harnojoyo menambahkan, apabila program ini sukses, Pemkot Palembang akan mengembangkan pasar terapung ke aliran sungai lainnya, seperti Sungai Bendung dan Sungai Aur Palembang.

“Kalau bisa nanti kolam retensi di dekat Rumah Sakit (RS) Siti Khadijah Palembang menjadi muara pasar terapung,”katanya.

Kati (50), pedagang perahu sungai, mengatakan sudah sekitar satu tahun dirinya menggeluti usaha ini karena ingin membantu perekonomian keluarga.

Terlebih di kawasan tempat tinggalnya berada di kawasan aliran Sungai Pedado Bungkuk, Kecamatan Kertapati, Palembang, sehingga seringkali digelar lomba perahu bidar mini setiap minggunya.

“Saya hanya seminggu sekali berjualan disungai, keramaian saat lomba itulah kami manfaatkan untuk berjualan,” katanya.

Ia mengatakan, sungai di kawasan pemukimannya tidak sekumuh air sungai di perkotaan, terlebih di Sungai Sekanak. Sehingga, para warga di sana antusias untuk melakukan aktifitas apapun tanpa terganggu tumpukan sampah maupun bau air sungai yang menyengat.

“Warga di desa saya masih peduli terhadap kebersihan sungai, kami tidak membuang sampah di aliran sungai,” beber Kati.

Bahkan, banyak ibu-ibu di desanya yang sekarang menggeluti profesi sebagai pedagang perahu sungai. Tak jarang, setiap ada lomba perahu bidar mini, pedagang perahu sungai bisa mencapai 30 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya