Liputan6.com, Purbalingga - Kegiatan juguran desa, media sosial, dan hukum oleh Komunitas Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dapat menjadi literasi masyarakat desa terhindar dari bahaya hoax atau berita bohong yang belakangan ini melanda di media sosial.
Di Jawa Barat, ada dua desa yang terlibat pertikaian disebabkan tersebar hoax. Dengan demikian, hoax bukan hanya melanda di kota, namun juga di desa.
"Untuk itu literasi masyarakat desa perlu dilakukan agar, hoax tidak menjadi penyakit di masyarakat desa," ucap Mariam Fatimah Barata selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi dan Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Balai Desa Karangtalun, Kecamatan Bobotsari, beberapa hari lalu.
Hadir pada kegiatan tersebut, sejumlah pegiat bloger, pegiat open source, sejumlah kepala desa, agen perubahan informatika, dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga.
Selain literasi penanggulangan hoax, lanjut Mariam, juga akan berlangsung pelatihan sejumlah aplikasi terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa. E-Vilage salah satu aplikasi pertanian yang akan ditularkan pada kegiatan juguran. Tujuannya, warga desa bisa menjual hasil bumi melalui jaringan internet atau online.
Advertisement
Baca Juga
Dengan demikian, penjualan produk-produk pertanian bukan hanya lokal saja, namun bisa ke mancanegara.
"Untuk mengantisipasi blank spot (daerah tak terjangkau sinyal) di beberapa wilayah di Indonesia, Kemenkominfo juga akan membangun palapa ring agar blank spot di kabupaten/kota di Indonesia tidak ada lagi," kata dia.
Kepala Dinkominfo Tri Gunawan mengapresiasi dengan kegiatan juguran yang dilakukan oleh Relawan TIK Purbalingga, dengan dimotori Gede Foundation Banyumas. Juguran ini diharapkan dapat menjadi kendali dari hal-hal buruk dari penggunaan internet, masyarakat juga diharapkan dapat bijak dalam menggunakan internet.
"Kegiatan ini juga guna mendukung Nawacita Presiden Jokowi, yakni membangun tata kelola pemerintah salah satunya dengan informasi," ujar Tri Gunawan.
Selain itu, kegiatan juguran juga merupakan upaya membangun dimulai dari desa, mewujudkan masyarakat pintar menggunakan IT, mewujudkan kemandirian domestik, serta mewujudkan revolusi mental.
Sedangkan Ibrahim Sukman selaku Ketua Penyelenggara Juguran mengatakan kegiatan tersebut bertujuan sebagai ajang silaturahmi sekaligus sharing ilmu. Dengan filosofis semua kebaikan teknologi untuk kebaikan kita bersama, yakni membentuk masyarakat informasi.
"Adanya kemudahan mendapatkan informasi diharapkan dapat menyebarkan informasi dengan benar, sehingga tidak menimbulkan penyalahgunaan informasi," Ibrahim memungkasi.