Liputan6.com, Pekanbaru - Dua ujung tombak penegakan hukum dan kriminal di Kepolisian Daerah (Polda) Riau resmi diganti sebagaimana amanah dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Keduanya, yaitu Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Surawan digantikan oleh Kombes Pol Santoso, kemudian Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Pol Rivai Sinambela digantikan Kombes Pol Johny Edizzon Isir.
Pergantian sendiri dipimpin Kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain Adinegara di Aula Bengkalis Sekolah Polisi Negara (SPN) di Jalan Pattimura, Pekanbaru. Kedua pejabat baru itu diperintahkan Kapolda segera menyesuaikan diri dan memberantas kriminal yang mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat.
"Untuk Direktur Reskrimum, di Riau ini ada beberapa isu menonjol. Salah satunya perjudian, tolong disikat betul. Kemudian ada pencurian dengan kekerasan dan curanmor, keduanya menonjol," kata Zulkarnain, Selasa, 21 Maret 2017.
Sementara kepada Kombes Pol Johny, Zulkarnin menekankan pada pengungkapan penyelundupan. Riau dinilai sangat rawan karena merupakan jalur lintas provinsi dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Malaysia.
Baca Juga
"Misalnya penyelundupan miras, elektronik dan konveksi. Terkait penyelundupan bahan pangan, dikoordinasikan betul dengan Bea Cukai," Zulkarnain menegaskan.
Selain kejahatan transnasional, Kapolda meminta Johny fokus menangani kriminal lingkungan di Riau. Misalnya kebakaran hutan dan lahan serta pembalakan liar atau illegal logging kemudian perambahan hutan.
"Ini harus prioritas, hal ini agar ditegakkan betul-betul," kata Zulkarnain dalam arahannya usai sertijab.
Zulkarnain juga berpesan soal penanganan kasus korupsi. Dia meminta direktur yang baru menyelesaikan perkara-perkara tunggakan yang belum sempat dirampungkan pejabat sebelumnya.
Advertisement
Rekam Jejak Pejabat Baru
Sekadar informasi, Kombes Pol Johny Edizzon Isir merupakan jebolan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1996. Dia merupakan peraih Adhy Makayasa, sama halnya dengan Jenderal Tito Karnavian sewaktu lulus Akpol tahun 1987.
Dia pun sudah melalang buana hingga ke Indonesia bagian timur bertugas sebagai pelayan masyarakat. Dengan prestasi yang dimilikinya, Johny diharapkan mampu mengungkap kasus yang menjadi perhatian masyarakat, seperti korupsi, karhutla, dan illegal logging.
Kepada wartawan, Johny memang tak banyak bicara. Dia hanya akan membangun terlebih dahulu guna mensinergikan dirinya dengan internal Reskrimsus, melakukan pemetaan, dan identifikasi beberapa permasalahan yang ada.
"Beberapa permasalahan yang jadi prioritas pimpinan Polri dan Kapolda serta menjadi perhatian masyarakat akan ditangani," sebut dia.
Secara umum, imbuh Johny, karhutla memang menjadi perhatian dirinya nanti memimpin Reskrimsus Polda. Termasuk soal penyelundupan, illegal logging, dan illegal mining‎.
"Korupsi itu sudah pasti. Sebelumnya, kita evaluasi permasalahan yang ada. Akan kita audit perkara tunggakan, pemasalahannya dimana dan apa kendalanya," terang Johny.
Sekedar informasi, Riau dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan nasional dan negara tetangga karena sering terjadi kejahatan lingkungan. Salah satunya aksi pembakaran lahan dan pembalakan serta perambahan beberapa kawasan lindung.
Misalnya saja pembalakan liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil di Bengkalis, Kawasan Marga Satwa Kerumutan di Kabupaten Pelalawan, Taman Nasional Tesso Nilo‎ Pelalawan, serta beberapa kawasan lindung lainnya.
Perambahan ini kemudian menimbulkan asap karena "penjahat lingkungan" selalu saja membakar lahan sebelum membuka perkebunan sawit. Hal itu belum termasuk kebiasaan beberapa perusahaan yang membuka perkebunan dengan cara membakar.
Sebelumnya, pendahulu Johny, Kombes Pol Rivai Sinambela dalam penanganan kasus karhutla sudah menangkap 92 tersangka dan mengusut 2 perusahaan di Riau. Rivai juga mengamankan para perambah dan pembalakan liar di Biosfer dan TNTN.
Sementara dalam penanganan kasus korupsi, Rivai menahan Ketua DPRD Bengkalis Heru Wahyudi, mantan Bupati Bengkalis Herliyan Saleh, dan mengungkap pengemplangan pajak kendaraan bermotor di Dinas Pendapatan Daerah Riau.
Hanya saja namanya sempat menjadi sorotan terkait foto kongko-kongko dengan petinggi Polri lainnya, termasuk diduga petinggi perusahaan. Namun dari pemeriksaan Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri, Sinambela dinyatakan tidak melakukan pelanggaran kode etik dan disiplin kepolisian dalam penanganan kasus kriminal khusus tersebut.