Liputan6.com, Mamuju Tengah - Setelah ular piton yang menelan seorang petani kelapa sawit bernama Akbar (28) dikuliti, warga sekitar tetap dihantui si ular. Mereka takut jika teman-teman ular piton datang dan membalas dendam atas kawannya.
"Ada juga menganggapnya biasa saja kejadian tersebut, tapi ada juga beberapa warga merasa khawatir takut ular serupa muncul. Yah, mirip seperti film ular yang biasa kami nonton, "kata Hidayat (45), warga Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Ular piton yang dibunuh oleh warga di kebun kelapa sawit kemarin, kata Hidayat, sudah dikubur warga di kawasan kebun sawit tempat ular itu ditemukan. "Sempat dikuliti selanjutnya ular itu sudah dikubur," ujar Hidayat.
Bapak satu putra itu mengaku sering mendapati ular piton yang diam-diam bersembunyi di sela-sela pohon kelapa sawit. Warga baru mengetahui keberadaan ular piton setelah didekati dan diamati baik-baik.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau tidak hati-hati bisa berbahaya memang, karena ular itu berubah warna menyesuaikan diri dengan tempat persembunyiannya agar tak langsung tampak oleh calon korban yang akan dimangsanya," kata Hidayat.
Ia mengungkapkan jauh sebelumnya, lahan kelapa sawit merupakan hutan belantara yang sangat luas. Masyarakat membuka lahan menjadi kebun kelapa sawit saat program pemerintah masuk terkait itu.
"Jadi, sangat memungkinkan kebun sawit itu dulunya banyak habitat ular karena memang dulu adalah hutan belantara," kata dia.
Ia berharap pemerintah, khususnya petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sulbar, dapat mengantisipasi terulangnya kejadian nahas yang dialami petani kelapa sawit, Akbar. Hingga saat ini, warga masih meresahkan keberadaan ular piton pemangsa manusia.
"Kalau tidak, kami pun yang mayoritas adalah petani kelapa sawit mau makan apa karena ketakutan lagi ke kebun karena perasaan takut akan ancaman kawanan ular yang sama," ujar Hidayat.
Â