Belajar dari Gempa Yogya 2006, BPBD Sosialisasikan Ini

Terkait potensi bencana, menurut BPBD DIY, Yogyakarta memiliki risiko tinggi gempa bumi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Mei 2017, 13:01 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2017, 13:01 WIB
BPBD DIY
Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyosialisasikan Call Center 0274-555585 di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyosialisasikan Call Center 0274-555585 di Alun-Alun Kidul, Kota Yogyakarta. Selain memperkenalkan call center 24 jam ke masyarakat umum, kegiatan ini juga untuk memperingati peristiwa 11 tahun gempa Yogyakarta.

"Sebenarnya call center sudah ada sejak 2009, tetapi kami ingin lebih dikenal masyarakat luas, jadi sengaja mengambil lokasi di Alun-Alun Kidul," ucap Danang Samsu selaku Manajer Pusdalops BPBD DIY, Sabtu, 27 Mei 2017.

Ia menyebutkan, selama musim pancaroba terjadi laporan ataupun aduan dari masyarakat bisa mencapai 50 kali dalam sehari. Sedangkan pada musim kemarau atau hujan biasa berkisar 10-15 laporan per hari.

Pusdalops BPBD DIY menerima beragam jenis laporan dari masyarakat dan segera ditindaklanjuti, mulai dari pohon tumbang, penemuan mayat, listrik mati, air meluap, sampai kucing kecemplung sumur. Rencananya, nomor call center juga akan dipasang di videotron yang terdapat di beberapa titik strategis di Yogyakarta.

Terkait potensi bencana di Yogyakarta, Danang mengatakan wilayah ini memiliki risiko tinggi gempa bumi. Gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala Richter telah merusak 150 ribu bangunan dan berdampak pada 6.000 korban jiwa dan harta benda.

Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyosialisasikan Call Center 0274-555585 di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

"Masyarakat Yogyakarta harus sadar tinggal di risiko rawan gempa, sehingga cermat dalam menyikapi," kata Danang.

Ia mencontohkan, sebelum orang membeli rumah di Yogyakarta, sebaiknya memastikan struktur bangunannya aman dari gempa bumi.

Menurut Danang, ada empat faktor yang harus diperkuat untuk mengantisipasi dampak gempa bumi. Yakni, fisik bangunan, ekonomi masyarakat, sikap masyarakat yang berkaitan dengan sosial budaya, serta lingkungan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya