4 Rudal Chiron Segera Meluncur dari Daerah Pembuat Kapal Phinisi

Nelayan dilarang beroperasi saat rudal dan meriam penangkis beraksi di daerah pembuat kapal Phinisi itu.

oleh Eka Hakim diperbarui 10 Jul 2017, 11:02 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 11:02 WIB
4 Rudal Chiron Segera Meluncur dari Daerah Pembuat Kapal Phinisi
Nelayan dilarang beroperasi saat rudal dan meriam penangkis beraksi di daerah pembuat kapal phinisi itu. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Bulukumba - TNI AU berencana meluncurkan empat rudal buatan terbaru di perairan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai daerah pembuat kapal Phinisi pada Kamis, 13 Juli 2017.

"Ini lagi proses persiapan," kata Kapentak Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Sus Agus kepada Liputan6.com via pesan singkat, Senin (10/7/2017).

Peluncuran empat rudal jenis Chiron dalam rangka uji coba persenjataan baru milik TNI. Rudal Chiron disebut sebagai salah satu rudal generasi terbaru di kelasnya.

Selain peluncuran rudal, dalam kegiatan itu juga dirangkaikan dengan uji coba penembakan 200 butir peluru dari meriam penangkis serangan udara Oerlikon yang merupakan senjata buatan Swiss dan diproduksi 2014. Senjata yang diklaim sebagai misil tercanggih di dunia itu akan diperagakan dengan menembak drone sebagai sasarannya.

Sebelumnya, Dan Yunit Radar, Komando Operasi Angkatan Udara II, Lettu Pasukan Hari P di sela rapat persiapan di ruang rapat Bupati Bulukumba, Sulsel, pada Jumat, 7 Juli 2017, mengatakan, meriam penangkis tersebut mampu bekerja efektif sejauh 4 kilometer dan mampu menghancurkan sasaran udara berupa pesawat jenis apa pun.

Tak hanya itu, meriam penangkis juga punya kemampuan menghancurkan rudal, roket, dan mortir yang datang menyerang.

"Kita memasang radar yang mampu mendeteksi serangan musuh, sehingga penembak akan menyerang jika ada hal-hal yang mengancam Indonesia," ujarnya.

Kegiatan yang direncanakan berlangsung pada 13 Juli 2017 itu, kata Hari, dilaksanakan oleh Pasukan Khas (Paskhas) Komando Operasi Angkatan Udara II. Lokasi peluncuran rudal dan uji coba meriam berpusat di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Untuk satu peluru, diakui Hari, menghabiskan biaya yang cukup tinggi. Ia memperkirakan biayanya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk satu amunisi saja.

"Namun, itu hal yang murah untuk menjaga keamanan negara," katanya.

Kegiatan uji coba senjata terbaru milik TNI AU yang pertama kali digelar di Kabupaten Bulukumba itu bakal diramaikan oleh 150 personel TNI AU dan 14 jenderal dari Mabes TNI Angkatan Udara.

"Pemilihan Bulukumba sebagai lokasi uji coba karena wilayahnya yang luas dan strategis. Serta wilayahnya masih kurang dilewati kapal ataupun pesawat sehingga menurutnya aman dilakukan uji coba," tutur Hari.

Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali mengaku sangat bangga dengan terpilihnya Kabupaten Bulukumba sebagai lokasi pelaksanaan uji coba senjata baru milik TNI AU tersebut.

"Bulukumba adalah bagian dari NKRI, ini adalah uji coba pertama untuk senjata baru tersebut," katanya.

Ia meminta kepada aparat pemerintah kecamatan hingga tingkat desa atau kelurahan di Kab Bulukumba untuk jauh hari menyosialisasikan rencana uji coba senjata pertahanan tersebut. Dengan begitu, masyarakat Bulukumba khususnya bisa mengetahui dan turut meramaikan atau memeriahkan acara nasional itu.

"Termasuk kepada para nelayan untuk tidak melaut di areal sekitar PPI Bonto Bahari karena rencananya digelar agenda nasional ini," ujarnya.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya