Eloknya Bangsring Underwater Banyuwangi hingga Berbuah Kalpataru

Di rumah apung tersebut, para wisatawan bisa diving, snorkeling, atau sekedar bermain dengan ikan-ikan hias yang ada di sana.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 06 Agu 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2017, 06:00 WIB
Bangsring Underwater
Bangsring Underwater. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Keelokan dan keindahan destinasi wisata air Bangsring Underwater yang dikelola kelompok Nelayan Samudra Bakti, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berbuah hasil memperoleh penghargaan Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

Penghargaan diserahkan Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Ketua Kelompok Nelayan, Ikhwan Arief pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 di Gedung Mandala Wanabakti, Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017. Acara itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Kami sangat bersyukur, langkah yang kami lakukan mendapatkan apresiasi dari Presiden. Ini jadi penyemangat bagi kami untuk terus melakukan yang terbaik," kata salah satu nelayan, Ikhwan dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 2 Agustus 2017.

Penghargaan Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan diberikan kepada kelompok masyarakat baik formal maupun informal yang berhasil melakukan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup atau pencegahan kerusakan.

Kelompok Nelayan Samudra Bakti sendiri menjadi pelopor dalam konservasi laut. Kelompok nelayan ini memperbaiki ekosistem laut dengan mengubah perilaku dan budaya tangkap ikan para nelayan. Saat ini, kawasan perairan Pantai Bangsring, yang menjadi basis kelompok nelayan itu telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Banyuwangi.

"Kami mengubah perilaku dalam menangkap ikan, tadinya menggunakan potasium atau bom ikan menjadi lebih ramah lingkungan. Awalnya banyak yang menentang, tapi kami tidak menyerah. Kami juga menetapkan area konservasi laut seluas 15 km di mana di area ini tidak boleh ada aktivitas penangkapan ikan," ucapnya.

Pada 2014, mereka mendapatkan bantuan rumah apung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Rumah Apung ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Di rumah apung tersebut, para wisatawan bisa diving, snorkeling, atau sekedar bermain dengan ikan-ikan hias yang ada di sana.

Nelayan setempat juga menyewakan perahu bagi wisatawan yang hendak menyeberang ke Pulau Tabuhan, sebuah pulau tak berpenghuni yang menawarkan pasir putih bersih dengan kekayaan biota laut yang menawan.

Pemkab Banyuwangi pun mendukung penuh pengembangan destinasi wisata "Bangsring Underwater". Promosi-promosi dilakukan, termasuk melalui festival.

Tamu-tamu kehormatan dari ketua Mahkamah Agung, menteri, Anggota DPR, hingga kepala daerah dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia diajak mengunjungi destinasi tersebut.

"Setiap bulan wisatawan yang datang sebanyak 30-70 ribu orang. Otomatis, pendapatan nelayan meningkat karena mendapatkan dua penghasilan, baik dari menangkap ikan di laut maupun wisata,” ujarnya.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, yang turut hadir dalam acara pemberian penghargaan, berterima kasih kepada para nelayan yang telah memberikan sumbangsih nyata terhadap masyarakat Banyuwangi.

"Ini adalah bentuk partisipasi rakyat dalam memajukan daerah. Apalah arti pemerintah tanpa peran masyarakat. Semoga penghargaan ini menjadi inspirasi bagi kelompok masyarakat lainnya untuk bersama-sama berkontribusi bagi Banyuwangi," tutur Bupati Anas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya