Liputan6.com, Purwokerto - Mantan Dosen Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat (FIKES) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Iskandar Sobrie yang bergabung dengan Islamic State Iraq Syiria (ISIS) dikabarkan meninggal dunia di Suriah.
Dikonfirmasi, Rektor Unsoed, Prof. DR Muhammad Iqbal membenarkan hal itu. Dia mengaku mendapatkan informasi dari rekan Sobrie yang sesama Dosen Unsoed. Dosen itu, menurut Iqbal mendapatkan informasi yang valid.
Namun, Iqbal masih enggan menjelaskan kapan dan apa penyebab meninggalnya Sobrie. Dia hanya menegaskan, sejak Sobrie meninggalkan Indonesia pada akhir 2015, bekas dosen itu tak lagi kembali ke Indonesia.
Advertisement
"Dulu ada dosen yang pergi ke luar negeri. Yang ISIS itu. Tapi kabarnya, informasi dari rekannya meninggal. Di sana, di Suriah. Ya nggak tahu, kenapa itu,” kata Iqbal, Selasa, 22 Agustus 2017.
Sobrie berangkat ke luar negeri pada akhir 2015 setelah sejak Juli 2015 tak lagi aktif mengajar. Lantas, Sobrie disusul oleh istri dan anaknya. Sobrie dan keluarganya, sebelumnya diketahui tinggal di Purbalingga.
"Yang jelas, salah satu dosen kita dari FIKES, ada yang pergi ke Suriah, tetapi tidak kembali,” ujarnya.
Baca Juga
Iqbal menjelaskan, sejak ada dosen yang bergabung dengan ISIS dan berangkat ke Suriah, pihaknya mengintensifkan pantauan, baik terhadap mahasiswa maupun dosen supaya tak ada yang terpapar paham radikal.
Menurut Iqbal, Sobrie menjadi satu-satunya Dosen Unsoed yang bergabung dengan ISIS atau jaringannnya. Hingga saat ini, dia mengklaim tak ada lagi dosen atau mahasiswa yang terindikasi bergabung dengan kelompok radikal
"Ya kalau ada terindikasi radikal kita laporkan. Saya belum mendapat informasi. Kalau ada kita laporkan kepada yang berwajib,” kata Iqbal, tegas.
Diketahui, Dosen FIKES Unsoed, Iskandar Sobrie berangkat ke Suriah dan disusul oleh istri dan anaknya pada akhir 2015. Sebelum itu, Sobrie tak lagi aktif mengajar sejak Juli 2014. Ketua Jurusan Farmasi FIKES Unsoed, Dhadang Wahyu Kurniawan menyatakan universitas telah memecat Iskandar Sobrie.
Menurut Dhadang, Sobrie terakhir kali mengajar pada Juni 2014. Sobrie dipecat pada Juli 2014. Jurusan Farmasi, kata dia, mengajukan penghentian dengan tidak hormat karena tidak mengajar tanpa keterangan yang jelas dalam kurun waktu dua bulan berturut-turut.
"Terakhir beliau di Jurusan Farmasi pada 20 Juni 2014. Ya, otomatis kita mengajukan proses pengajuan penghentian dengan tidak hormat. Kita sih, mengikuti aturan PP 53 itu tentang susunan PNS," ucap Dhadang.
Kepergian sang dosen ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS juga dibenarkan oleh Kepala Polres Purbalingga saat itu, AKBP Anom Setyadji. Dia mengatakan berdasar data intelijen, Iskandar Sobrie menuju Suriah. Keluarga Sobrie diduga juga turut menyusul. Hal itu diketahui setelah Kantor Imigrasi Cilacap menerbitkan paspor untuk istri dan anak Sobrie pada Oktober 2015.