Cerita di Balik Pembunuhan Pasutri Korban Cinta Lama Belum Usai

Pasangan suami istri (pasutri) dibunuh secara sadis oleh lelaki yang masih resmi menjadi suami perempuan yang tewas.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 22 Agu 2017, 08:03 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 08:03 WIB
Cerita di Balik Pembunuhan Pasutri Korban Cinta Lama Belum Usai
Pasangan suami istri (pasutri) dibunuh secara sadis oleh lelaki yang masih resmi menjadi suami perempuan yang tewas. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Mojokerto - Komariah (44), wanita yang dibunuh secara sadis bersama sang suami siri, Ahmad Wiyono (50), ternyata sudah pisah ranjang dengan suami sahnya, Saiman (55), sejak setahun terakhir. Namun, Saiman masih sering berkunjung ke rumah korban.

Saiman yang menjadi pembantai saat ini masih dalam pengejaran polisi. Dia merupakan suami keempat korban, usia pernikahan mereka sudah berjalan enam tahun namun belum dikaruniai anak.

"Pelaku kerjanya tukang becak di Surabaya, sedangkan Komariah sebagai pembantu di rumah warga sini," kata Ketua RT 3 RW 6, Slamet Hariadi, Senin, 21 Agustus 2017.

Slamet menjelaskan, kedua korban tinggal serumah di Dusun Tambak Suruh, Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sejak seminggu terakhir. Korban Wiyono setiap harinya berprofesi sebagai sopir bus kota jurusan Mojokerto-Pasuruan.

"Pak Saiman masih sering berkunjung ke sini. Terus Bu Komariah dan Wiyono tinggal serumah sudah semingguan, aslinya Mojosari," ucapnya.

Pihaknya menduga, faktor Saiman nekat membunuh istri beserta suami barunya itu dilandasi faktor kecemburuan. Sebab, Saiman merasa hubungannya dengan Komariah masih berstatus sebagai suami istri yang sah.

"Bu Komariah sempat minta izin nikah siri, tapi saya bilang tidak bisa karena status masih suami orang. Saya minta mengurus surat cerai dulu kalau mau nikah siri," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata memastikan, pembunuhan sadis yang dilakukan Saiman terhadap Komariah dan Wiyono tergolong pembunuhan berencana. Identitas pembunuh itu sudah berhasil dikantongi, tapi polisi masih melacak keberadaannya.

"Iya, masuk pembunuhan berencana. Tapi yang utama, kami masih mengejar keberadaan pelaku untuk mengetahui secara pasti motifnya." ujar Leo.

Sebelumnya, sepasang suami istri di Dusun Tambak Suruh, Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, yang menikah secara siri dibunuh secara sadis oleh suami sah salah satu korban, Senin dini hari, 21 Agustus 2017. Diduga pelaku merasa sakit hati karena istrinya menikah dengan pria lain, padahal mereka belum resmi bercerai.

"Korban ini menikah habis lebaran kemarin. Ya mungkin karena suami sahnya ini gak terima, soalnya belum cerai," ucap Iwan (37), warga setempat kepada Liputan6.com.

Keduanya mengalami luka parah di bagian perut karena dibantai menggunakan celurit pada dini hari kemarin. "Kejadiannya sekitar pukul 01.00 dini hari. Pelaku ini datang pakai ojek, terus menggedor pintu rumah Komariah," kata Iwan.

Menurutnya, sempat terjadi cekcok dari dalam rumah yang dihuni korban pembunuhan sadis itu. Dia juga sempat mendengar Komariah menjerit dan meminta pertolongan, tetapi tidak ada satu pun warga yang berani mendekat karena takut melihat suami yang kalap itu mengamuk dengan membawa celurit.

"Ngamuk-ngamuk, Mas. Keduanya langsung meninggal karena pelaku menyabetnya pakai celurit," tuturnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya