Sosok Almarhum Wali Kota Pekalongan di Mata Gubernur Ganjar

Wali Kota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid meninggal dunia di RSUD Bendan Kota Pekalongan, Kamis sore, 7 September 2017.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 09 Sep 2017, 20:01 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2017, 20:01 WIB
Sosok Almarhum Wali Kota Pekalongan di Mata Gubernur Ganjar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melayat ke kediaman Wali Kota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid yang meninggal dunia pada Kamis sore, 7 September 2017. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pekalongan - Meski masa kepemimpinannya hanya 1,5 tahun, sosok mendiang Wali Kota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid memberi kesan kepada banyak orang. Dua di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Wali Kota Pekalongan dua kali periode, M. Ba'asyir Ahmad Syawie.

Menurut orang nomor satu di Jawa Tengah itu, sosok almarhum Alex, sapaan akrab Wali Kota, adalah salah satu pemimpin di daerah yang tak membuat kegaduhan dan bersih.

"Setelah beliau (Alex) dilantik menjadi Wali Kota pada (Februari) 2016 lalu, beberapa hari berselang, ia langsung berkonsultasi penuh kepada saya. Berpikir bagaimana membuat Kota Pekalongan jauh lebih baik dan maju," ucap Ganjar Pranowo usai di Pemakaman Keluarga di Pondok Pesantren Modern Al-Qur'an Djunaid di Buaran Pekalongan Selatan, Jumat, 8 September 2017.

Ganjar bersama istri tercinta Atiqoh dan Wakil Gubernur Jateng Heru, hadir melayat almarhum Alex di Kota Pekalongan. Sebelum menyaksikan jenazah Alex dimasukan ke liang lahat, mereka menyalatkanya di Masjid Agung Al Jami Kauman Kota Pekalongan bersama ribuan masyarakat lainya.

Selama 1,5 tahun menjadi orang nomor satu di Kota Pekalongan, Ganjar mengaku terkesan atas kerja keras Alex membangun pemerintahan yang pro terhadap rakyatnya. Ia juga menyebut Alex betul-betul memikirkan solusi matang atas permasalahan di Kota Batik itu.

"Pernah dia menyampaikan kepada saya, saat itu dirinya sedang berpikir keras bagaimana rob di sini selesai, berpikir keras bagaimana penataan kota, berpikir keras dan berkonsultasi bagaimana pemerintahan di kota berjalan bersih dan bermartabat," tutur Ganjar.

Gubernur berambut putih itu pun mengapresiasi visi dan misi almarhum Alex untuk mewujudkan pemerintahan dengan sistem yang menjunjung good governance dan clean government.

"Beberapa kali bertemu untuk diskusi, saya sampaikan beberapa pesan kepada almarhum Alex. Alhamdullilah beliau selalu menturuti dan mengikuti," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Pribadi Dapat Diandalkan

Sosok Almarhum Wali Kota Pekalongan di Mata Gubernur Ganjar
Mantan Wali Kota Pekalongan dua periode, M Basyir Ahmad Syawie. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Sedangkan menurut mantan Wali Kota Pekalongan dua periode, M Basyir Ahmad Syawie, mendiang Alex yang juga pernah menemaninya memimpin Kota Pekalongan periode 2010-2015 lalu merupakan pribadi yang terbuka, baik, dan selalu mengajak diskusi dalam segala hal.

"Dulu selama saya dan Pak Alex memimpin Kota Pekalongan, semuanya berjalan lancar karena kami selalu berkomunikasi dua arah. Tak pernah sampai saling berbenturan terkait kebijakan justru saling bersinergi," ucap Basyir.

Basyir pernah menjabat Wali Kota selama dua periode, yakni pada 2005- 2010 dan 2010- 2015. Baru pada Pilkada 2015, Alex maju dan memenangkan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekalongan bersama wakilnya, Saelany Mahfudz.

Pria yang juga seorang dokter itu mengaku beruntung pernah bertugas dan bekerja sama dengan Alex. Ia merasa tugasnya semakin ringan dan mudah karena dibantu wakilnya yang memiliki etos kerja yang bagus.

"Bagi saya pribadi yang sangat berkesan dari beliau, orangnya sangat baik dan ramah kepada siapa pun. Saya dan warga Kota Pekalongan sangat kehilangan figur seperti beliau," kata dia.

Ia menceritakan, komunikasi terakhir dengan almarhum pada Idul Fitri lalu. Padahal, keduanya sama-sama menghadiri Forum Kota Kreatif di Makasar beberapa hari lalu sebelum Alex dikabarkan meninggal dunia.

Basyir diundang untuk memberikan pemaparan pada forum itu pada Rabu, 6 September 2017. Namun, ia langsung bergegas pulang, melewatkan pembukaan forum yang diadakan Rabu malam.

"Setelah saya pemaparan di forum tersebut, saya langsung pulang. Sampai Pekalongan malam. Sedangkan, Pak Alex ikut pembukaannya dan baru pulang pada Kamis pagi. Jadi tidak ketemu," katanya.

Alex meninggal dunia di RSUD Bendan Kota Pekalongan, Kamis sore, 7 September 2017. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, ia diketahui jatuh di kamar mandi rumahnya di Jalan Toba Kota Pekalongan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya