Liputan6.com, Pekalongan - Aktivitas perdagangan batik di Pasar Grosir Batik Setono, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kini sepi pengunjung. Pedagang pasar Grosir Setono, Muamaroh, mengatakan, kondisi sepi di pasar grosir batik itu sudah berlangsung sebulan terakhir.
Akibat kondisi sepi itu, para pedagang merugi. Pasalnya, mereka tetap harus membayar gaji karyawan setiap bulannya.
"Sepi maupun ramainya kondisi pasar grosir, kami harus membayar gaji karyawan hingga Rp 700 ribu per bulan, sedangkan penjualan batik hampir bisa dikatakan tidak ada yang terjual," kata dia di Pekalongan, Rabu, 13 September 2017, dilansir Antara.
Ia mengatakan, sepinya kondisi Pasar Grosir Batik Setono selain dipicu faktor perekonomian masyarakat yang sedang turun, juga diakibatkan hampir sebulan terakhir ini tidak ada tamu kunjungan dari pemerintah daerah.
Baca Juga
Advertisement
Kendati aktivitas Pasar Grosir Batik Setono masih sepi, kata dia, para pedagang tetap menjual harga batik secara normal agar tidak terlalu merugi.
"Harga batik yang dijual pedagang pasar grosir ada yang Rp 20 ribu per potong, bahkan juga hingga mencapai jutaan rupiah karena tergantung dengan motif dan bahan baku batik. Harga baju daster batik hanya kami jual Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per potong," katanya.
Pemilik toko Elfascraft Batik itu mengatakan pula, sepinya kondisi pasar grosir batik terus dikhawatirkan para pedagang karena adanya proyek pembangunan jalan Tol Batang-Pemalang.
"Jujur saja, jika jalan tol itu sudah beroperasi, maka akan memperparah kondisi pasar grosir batik. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah daerah membangun akses jalan jalan tol itu menuju pasar grosir batik Setono," ujarnya.
Ia menambahkan, saat aktivitas Pasar Grosir Batik Setono normal, omzet pemilik toko kain batik dengan kategori UMKM mampu mencapai Rp 1 juta per hari, tetapi kini hampir tidak ada transaksi.
Saksikan video pilihan berikut ini: