6 Fakta Pilu di Balik Tragedi Pawang Diseret Buaya di Depan Warga

Supriyanto dikenal sebagai sosok orang pintar di daerahnya. Pria korban serangan buaya itu kerap menyembuhkan penyakit tak wajar.

oleh Azwar AnasAbelda RN diperbarui 19 Sep 2017, 00:02 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2017, 00:02 WIB
Binatang Buas Buaya
Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Supriyanto (39) yang mengaku pawang buaya, menjadi korban keganasan buaya di Sungai Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tubuhnya diseret ke dasar Sungai Muara Jawa di hadapan puluhan warga yang menonton. Warga bahkan sempat memvideokan tragedi itu dengan layar telepon seluler atau ponsel.

"Supriyanto menjadi korban kedua diseret buaya muara pada saat itu," kata Kepala Polsek Sektor Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Ajun Komisaris Triyanto, Senin, 18 September 2017.

Triyanto menjelaskan, Supriyanto pada dasarnya berupaya ikut membantu mencari korban atas nama Arjuna yang hilang di lokasi yang sama. Supriyanto mengaku punya kelebihan supranatural indra keenam. Hingga akhirnya, ia nekat mencari korban dengan menyelami sungai.

Lalu siapa sebenarnya Supriyanto, berikut 6 fakta memilukan di balik tragedi pawang yang diterkam buaya.

Merapal Mantra di dalam Sungai

Dengan berendam di dalam sungai, pawang buaya bernama Supriyanto ini
menggelar ritual untuk menangkap buaya ganas yang memangsa warga bernama
Arjuna.

Namun, saat Supriyanto berenang ke pinggir, tiba-tiba sesuatu yang tidak jelas wujudnya menyerang dari dasar sungai. Di antara keduanya sempat terjadi pergumulan. Namun, beberapa detik kemudian Supriyanto lenyap dan tidak muncul lagi dari sungai. Begitu pun korban yang sebelumnya dicaplok buaya juga hilang.

Ahli Sembuhkan Penyakit Aneh

Supriyanto dikenal sebagai sosok orang pintar di daerahnya. Diketahui, ia kerap menyembuhkan penyakit tak wajar yang diderita orang. Karena memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit yang tidak wajar, ia kerap dipanggil ke luar daerah untuk menyembuhkan orang.

Supriyanto mendalami ilmu supranatural sejak muda. Ketenarannya bahkan terkenal hingga ke Pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Namun belakangan diketahui, Supriyanto sebanarnya bukan pawang buaya.

Punya 2 Anak Masih Kecil

Supriyanto yang tewas dimangsa buaya, mempunyai dua anak yang masih bersekolah. Anak pertamanya berusia 14 tahun, sedangkan anak keduanya berumu 9 tahun. Supriyanto yang merupakan warga Muara Jawa Ulu, ia bermaksud membantu pencarian korban Arjuna yang dimangsa buaya, pada Sabtu, 16 September 2017.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Selanjutnya

Buaya Ramree (0)
Ilustrasi buaya air asin. (Sumber Wikimedia)

Abaikan Firasat Istri

Polisi sebenarnya telah melarang warga untuk berada di dekat Sungai Muara Jawa. Meski belum dipasang garis polisi, Supriyanto nekat menyelam ke dalam sungai. Tak hanya polisi, istri Supriyanto juga telah mewanti-wanti agar Supriyanto tak ikut campur mencari korban.

Namun, kepada istrinya, Supriyanto mengatakan hanya melihat saja. Sebelum pergi ke sungai dimangsa buaya, ia sempat merokok dan meminum kopi bikinan istrinya. Hanya saja, Supriyanto tampak resah.

Pawang Hujan

Supriyanto memang dikenal sebagai orang pintar. Ia terbiasa menyembuhkan warga yang menderita penyakit aneh. Dalam kesehariannya, Supriyanto juga dikenal sebagai pencari tokek. Tokek itu sendiri nantinya akan dijual, yang diduga berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kronis.

Ternyata, perkara menangani buaya, Supriyanto belum pernah melakukannya sama sekali. Istrinya mengatakan, suaminya lebih sering diminta menjadi pawang hujan.

Kondisi Jenazah

Saat ini, polisi sudah memulangkan kedua jenazah korban agar dikuburkan keluarga masing-masing di Anggana dan Muara.

"Sudah ditemukan keduanya. Kondisi mayat korban masih utuh, hanya ada beberapa luka di badannya," ucap Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Muara Jawa, Ajun Komisaris Triyanto, saat dihubungi Liputan6.com dari Kota Balikpapan, Kaltim, Senin (18/9/2017).

Triyanto menjelaskan, korban pertama atas nama Arjuna ditemukan mengambang berjarak 10 meter dari lokasi serangan buaya pada Sabtu, 16 September 2017 pukul 00.45 WITA. Pada jenazah korban terdapat luka di sekitar area wajah dan tangan kanannya.

Adapun Supriyanto yang mengaku sebagai pawang buaya, ujar Triyatno, mengalami luka robek gigitan di kaki kiri dan wajahnya. Kedua korban diduga meninggal dunia akibat kehabisan napas setelah diseret ke dalam sungai di Muara Jawa yang dasarnya mencapai lima meter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya