Liputan6.com, Mojokerto - Kirab Agung Nuswantara digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, Jawa Timur, untuk memperingati Tahun Baru 1951 Saka. Setiap kecamatan memperagakan cerita legenda pusaka Kerajaan Majapahit yang berbeda. Hal itu sebagai simbol kejayaan negeri yang telah tercatat dalam sejarah bisa menaklukkan Nusantara.
Kecamatan Jetis, misalnya, dengan mengenakan kostum kolosal, para penari memperagakan legenda pusaka Watu Blorok. Musik gamelan mengiringi setiap gerakan lakon cerita yang sedang bertarung melawan makhluk halus demi memperebutkan pusaka tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Konon, pusaka Watu Blorok ini bisa menjadikan pemimpin menjadi bijak dan berwibawa jika dipegang oleh orang yang benar. "Namun, jika jatuh ke tangan orang jahat, malapetaka akan menimpa negeri ini," ucap narator sembari mengiringi peragaan peserta, Minggu, 24 September 2017.Sedangkan Kecamatan Pungging menampilkan 40 penari wanita ini. Mereka menampilkan tarian pusaka selendang biru. Pusaka ini dipercaya sering dipakai oleh putri di Kerajaan Majapahit. Bahkan, selendang tersebut dipercaya memilik ajian yang bisa menjaga pemiliknya dari godaan pria yang ingin berbuat jahat.
Meski akting mereka tak selihai pemain teater, lakon yang dibawakan tetap mudah dicerna oleh warga yang datang menonton. Tak ada satu pun dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto, absen dari kirab tersebut. Mereka mengusung legenda pusaka yang berbeda dari masing-masing wilayahnya.
Adapun Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa menjelaskan, tema pusaka sengaja digunakan untuk memotivasi pemerintahan zaman sekarang. Menurut dia, dengan memiliki pusaka saja, kerajaan tersebut bisa makmur dan sejahtera, sehingga bisa dikenang dalam sejarah.
Menurut Mustofa, legenda pusaka Kerajaaan Majapahit tak hanya dikenal di Mojokerto, tapi juga di berbagai daerah di Tanah Air. Bahkan, legenda tersebut terdengar hingga mancanegara.
"Sebagai generasi penerus dan terlebih kita sebagai warga Mojokerto, sudah seharusnya paham dan mengerti semua tentang Kerajaan Majapahit," turur MKP, sapaan akrab Bupati Mojokerto itu.
Saksikan video pilihan berikut ini: