Liputan6.com, Pekanbaru - Keberadaan ular piton sepanjang 7 meter meresahkan warga dan karyawan di seputaran perkebunan PT SSK, Desa Danau Rambai, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Rencana penangkapan lalu disusun oleh empat warga yang sudah terbiasa menangkap ular.
Dalam peristiwa itu, seorang karyawan perusahaan tersebut, Robert Nababan, terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Dia kritis setelah bertarung dengan hewan pelilit itu dan membutuhkan darah golongan O untuk transfusi.
"Saat ini, kondisi abang saya (Robert) masih dirawat di ruang ICU RSUD Indrasari Pematangreba," ujar Anas, adik korban dihubungi dari Pekanbaru, Senin, 2 Oktober 2017.
Advertisement
Anas menjelaskan, kejadian bermula ketika korban bersama tiga rekannya masuk ke kawasan perkebunan pada Sabtu, 30 September 2017, sekitar pukul 19.00 WIB. Tujuannya untuk menangkap ular karena sering terlihat di jalanan dan perkebunan.
Anas menambahkan, ular piton itu sejak sebulan belakangan meresahkan warga karena kerap ternak peliharaan. Ketiga kawan korban mengaku tidak sanggup untuk menjinakkan ular itu, kalau korban tidak ikut.
Baca Juga
"Panjangnya sekitar 7 meter, besar kali ularnya. Makanya abang saya diajak oleh tiga temannya karena sudah sering menangkap ular," ucap Anas.
Korban dan tiga rekannya kemudian mengintai ular ini di salah satu ruas jalan. Ketika itu, beberapa warga berhenti karena ular dimaksud melintas. Penangkapan dilakukan dengan berbekal tali dan karung goni.
Salah seorang rekan korban sudah memegang tubuh ular. Selanjutnya, korban diminta memegang kepala ular untuk kemudian dimasukkan ke dalam karung.
"Tiba-tiba ular tadi melawan dan langsung mengigit tangan kiri abang saya yang sedang pegang karung goni," ucap Anas.
Robert yang menjadi incaran ular piton itu langsung menarik tangan kirinya dari mulut ular dan berhasil lepas. Namun, urat nadi tangan kiri korban putus, akibat digigit ular.
Meski demikian, ular piton tersebut akhirnya berhasil ditangkap korban dan rekannya. Ular kemudian dibawa ke tempat keramaian dan mati di tangan warga.
"Saat ini korban masih trauma dan butuh transfusi darah golongan O," kata Anas.
Saksikan video pilihan berikut ini: