Hari Kesaktian Pancasila Rasa Batik di Purwakarta

Suasana peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Purwakarta bersamaan dengan Hari Batik Nasional.

oleh Abramena diperbarui 03 Okt 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2017, 18:00 WIB
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengikuti upacara peringatan Hari kesaktian Pancasila. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Purwakarta - Pancasila bukan hanya simbol dan jargon semata, tetapi merupakan nilai yang perlu diaplikasikan. Hal ini disampaikan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Bale Paseban Purwakarta, Senin, 2 Oktober 2017.

Peringatan hari Kesaktian Pancasila berlangsung cukup hikmat. Bahkan, ada yang unik pada peringatan kali ini karena seluruh pegawai serta pejabat yang hadir menggunakan batik. "Kita gunakan batik karena bertepatan dengan Hari Batik Basional," ujar Dedi.

Menurut Dedi, pengaplikasian Pancasila ini juga diperlukan dalam sistem kenegaraan maupun hukum. Tidak hanya itu, nilai-nilai dalam Pancasila juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita berbicara Pancasila harus menjadi nilai dalam kehidupan dalam aplikasikan dalam bernegara dan berbangsa, bukan hanya jadi slogan semata," kata Dedi.

Dedi pun menilai kerangka berpikir Pancasila bisa digunakan dalam pemerintahan untuk mengatur masyarakat.

Menurut Dedi, sila pertama Pancasila mengajarkan semangat toleransi dalam berkeyakinan dan berkehidupan dengan sesama. Kemudian, sila-sila berikutnya mengajarkan membangun semangat gotong-royong melalui kaidah persatuan serta musyawarah dalam menghadapi masalah, hingga membangun keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

"Kalau kita berbicara Pancasila, kita harus menanamkan nilai-nilainy. Misalnya apakah hukum pidana atau perdata sudah berpikir Pancasila atau belum karena kerangka Pancasila harus tetap hidup," ujarnya.

Dedi memberikan contoh nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, hingga berkeadilan sosial merupakan kerangka berpikir luar biasa ketika pada zaman itu terjadi perdebatan sengit antara Blok Barat dan Blok Timur.

"Pancasila modal bangsa kita. Pendiri bangsa tahu bahwa sistem kenegaraan kita harus memiliki sendiri sebagai bentuk berdaulat dan kita bersyukur pada masanya itu ketika terjadi, Blok Barat dan Blok Timur Pancasila hadir sebagai sistem kenegaraan kita," tuturnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya