Operasi Semut Bersihkan Sampah di Habitat Mangrove

Sampah yang tersangkut akar, bisa memengaruhi pertumbuhan mangrove.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 26 Okt 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 17:00 WIB
Operasi Semut Bersihkan Sampah di Habitat Mangrove
Warga dan siswa saat membersihkan sampah di taman pendidikan mangrove Labuhan, Bangkalan. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan - Salah satu yang berkesan saat berkunjung ke Taman Pendidikan Mangrove Labuhan yaitu bisa menyimak kicau burung Rhipidura Javanica, Passer Montanus dan Gerigone Sulphurea. Burung-burung ini kerap diburu karena kicauanya bagus dan nilai jual mahal.

Di Indonesia, Rhipidura Javanica disebut burung Sikatan, bulunya dominan warna hitam abu-abu, kicaunya indah melengking. Sikatan kerap dijadikan ‘master’ untuk melatih Murai Batu berkicau. Habitat utama Riphidura, Passer dan gerigone adalah hutan desa termasuk kawasan mangrove.

Taman mangrove ini terletak di Desa Labuhan, Kecamatan Sepuluh. Sekitar dua jam ke utara Kabupaten Bangkalan. Selain burung, pengunjung juga melihat budidaya alami kepiting Soka di antara rerimbun mangrove. Kepiting soka favorit penggemar kuliner seafood karena bercangkang lunak sehingga sangat mudah dikonsumsi.

Ciri kepiting soka, ukuran kedua capitnya lebih besar dari ukuran tubuhnya. Pengunjung juga bisa belajar jenis-jenis mangrove, ada 17 juga jenis mangrove di TPM Labuhan, tiap jenis di pasang nama latin dan nama Indonesia dari papan.

Sayang, cukup banyak sampah di sana, seperti di bawah deretan pohon- cemara udang. Sebagian besar kondisinya sulit dibersihkan dengan menyapu karena tertimbun pasir. Sampah harus dicabut pakai tangan. Untuk membersihkan sampah itu, masyarakat desa Labuhan gelar bersih-bersih di pesisir taman mangrove.

Karyawan perusahaan migas PHE WMO, pegawai Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur dan 65 siswa SD Labuhan juga turut serta dalam kegiatan yang dinamai ‘Operasi semut’ tersebut. Mereka berlomba pungut sampah hingga ke akar-akar bakau.

"Sampah yang tersangkut akar, bisa memengaruhi pertumbuhan mangrove," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidu Jawa Timur, Dian Susilowati yang ikut serta dalam operasi semut, Rabu, 25 Oktober 2017.

Setelah berkeiling hutan mangrove, Dian menilai kawasan konservasi mangrove yang meraih proper emas pada 2016, masih bisa dikembangkan dari luas saat ini yaitu 3,5 hektar. Caranya, kata dia, dengan membentuk Taman Pendidikan Mangrove binaan. “Agar mamfaat mangrove bagi pengembangan ekonomi warga juga meluas,” ujar dia.

Hutan mangrove Labuhan sebenarnya telah ada sejak tahun 1980-an, namun pada tahun 1990-an, hutan mangrove rusak karena dijadikan tambak ikan oleh warga. Seiring waktu, usaha tambak gagal, bayak kolaps. Setelah tambak tak diurus, bakau-bakau mulai tumbuh kembali.

"Sebenarnya dari dulu kami ingin mengelola hutan ini, tapi terbentur dana dan minim pengetahuan," kata Syahril, Sekertaris kelompok tani Cemara Sejahtera yang mengelola TPM Labuhan.

Pada 2011, anak perusahaan PT Pertamina yaitu PHE WMO masuk Kecamatan Sepuluh. Mereka dapat hak eksplorasi migas di blok WMO. Masuknya Pertamina membawa angin segar bagi warga Labuhan. Lewat bantuan dana dan pembinaan, kawasan mangrove bisa dikelola oleh warga pada 2013 dengan membentuk kelompok tani Cemara Sejahtera.

Jenis mangrove ditambah, fasilitas penunjang dibangun termasuk jembatan kayu sepanjang 350 meter membelah hutan serta Menara pantau setinggi 10 meter. Hingga kini TPM Labuhan telah menjadi tujuan wisata di wilayah utara Kabupaten Bangkalan.

Setelah operasi semut selesai, warga dan siswa diberi penyuluhan tentang merawat kawasan konservasi, serta teknik menanam mangrove pakai botok bekas. Penyuluhan diisi oleh pengamat mangrove Agus Satriyono, jebolan Fakultas MIPA, Jurusan Biologi, ITS Surabaya.

General Manajer PHE WMO, Kuncoro Kukuh mengatakan pihaknya akan membantu meningkatkan kemampuan masyarakat Labuhan dalam mengelola hutan mangrove. Salah satu dengan mengajari teknik menanam mangrove dalam botol yang disebut Mongrove in office.

"Secara keseluruhan, pengelolaan area konservasi mangrove di Labuhan ini sudah sangat bagus. Tapi, kegiatan kampanye agar kita semua tetap menjaga kelestarian hutan mangrove ini perlu terus digalakkan. Salah satunya, mengingatkan bahaya sampah bagi pohon mangrove," kata Kukuh.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

 

 

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya