Awali Safari Politik, Azwar Anas Ziarah ke Makam Mbah Kholil

Azwar Anas pernah nyantri di Pondok Pesantren An-Nuqayah, Sumenep

oleh Musthofa Aldo diperbarui 28 Okt 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2017, 17:00 WIB
pilgub jatim 2018
calon wakil Gubernur jatim, Azwar Anas, Ketua GP Ansor dan bakal calon bupati Bangkalan, Hasani Zubair dan anggota DPRD jatim, Mahfudz serta sejumlah kiai dan tokoh saat mengahdiri acara wisudawan STITMU di Modung

Liputan6.com, Bangkalan - Bupati Banyuwangi yang juga bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Azwar Anas mengawali safari politiknya di Pulau Madura dengan ziarah ke Mbah Kholil di Desa Martajesah, Kabupaten Bangkalan, Sabtu, 28 Oktober 2017. Siapa Mbah Kholil?

Nama lengkapnya KH Mohammad Kholil, pendiri Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Demangan. Dia dapat gelar Syiakhona atau Guru kami karena banyak santrinya menjadi kiai besar di Madura dan Jawa Timur. Di antaranya adalah pendiri NU dan kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy’ari dan KH As’ad Syamsul Arifin, pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo.

Penghormatan Azwar Anas pada ulama itu karena dia merupakan santri. Pada 1983, dia pernah nyantri di Pondok Pesantren An-Nuqayah, Guluk-guluk, di Kabupaten Sumenep meski tak lama kurang lebih 1,5 tahun. Dan salah satu agenda safarinya adalah berkunjung ke Pesantren Guluk-guluk.

"Dalam tradisi keluarga saya, bapak mengharuskan anak mondok walau sebentar agar punya sikap takdzim pada kiai," kata Anas di Kabupaten Bangkalan.

Jika diurut-urut ke atas, Anas mengakui dirinya berdarah Madura. Ayahnya asli Desa Jerengoan, Kabupaten Sampang yang kemudian pindah ke Banyuwangi bersama saudara dan kemudian mendirikan lembaga pendidikan disana. Ibunya, kata Azwar, orang jawa. Tapi kakek buyutnya berasal dari Kabupaten Pamekasan. “Orang Madura itu punya potensi untuk berkembang,” kata dia.

Azwar mencontohkan di Banyuwangi ada kecamatan berbasis orang Madura, seperti Kecamatan Wongsorejo. Dulu tingkat kemiskinan di Wingsorejo mencapai 36 persen. Namun berkat pendekatan kultural, angka kemiskinan di sana hanya tinggal 6 persen. Pengalamannya itu, kata Azwar, akan jadi modal penting baginya dalam menyelesaikan problem sosial termasuk kemiskinan di Pulau Madura bila menang Pilgub Jatim 2018 bersama Gus Ipul.

"Saya sudah identifikasi masalah di Jawa Timur dan Madura perlu penangan dan pendekatan khsusus untuk menyelesaikan masalah kemiskinan," ungkap dia.

Setelah takziyah ke makam Mbah Kholil, Azwar Anas mengunjungi kantor DPC PDI Perjuangan dan bersilaturrahmi dengan para pengurus dan kader partai banteng. Mereka berdiskusi sekaligus menyerap aspirasi pengurus untuk identifikasi permaslaah di Bangkalan.

"ini pertama kali saya ketemu pengurus partai di Bangkalan, jadi lebih ke silaturrahmi. Saya juga mendengarkan aspirasi mereka sekaligus konsolidasi internal," kata dia.

Usai bertemu pengurus partai, Azwar Anas melanjut safarinya ke Desa Kedungdung, Kecamatan Modung. Dia didaulat memberi orasi ilmiah dihadapan wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, Miftahul Ulum Al-islami. Di sana Azwar sempat bertemu Ketua GP Ansor Bangkalan, Hasani Zubair, salah satu bakal calon Bupati Bangkalan 2018. Hasani merupakan keturunan Syaikhona Kholil dari KH Zubair Muntashor, kiai sepuh Bangkalan dan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil Demangan.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

 

 

 

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya