Gempa Morotai Ternyata Rusak 294 Bangunan

Warga diminta untuk tak termakan hoax gempa, termasuk gempa yang terjadi di Morotai.

oleh Reza EfendiHairil Hiar diperbarui 21 Nov 2017, 11:35 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 11:35 WIB
Gempa Morotai Ternyata Rusak 294 Bangunan
Kondisi rumah yang rusak akibat gempa mengguncang Pulau Morotai, akhir pekan lalu. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan - Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan gempa 5,7 SR dengan pusat gempa di laut pada kedalaman 10 kilometer di 37 kilometer barat laut Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Sabtu, 18 November 2017, pukul 23.07 WIB, ternyata berdampak korban jiwa dan kerusakan bangunan.

"BMKG telah melaporkan bahwa terus terjadi gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (21/11/2017).

Sutopo menerangkan, BPBD Pulau Morotai telah melaporkan dampak gempa kepada Posko BNPB. Guncangan gempa dirasakan kuat di wilayah Pulau Morotai selama 3-5 detik. Saat bersamaan, gempa mengakibatkan lampu padam dan warga panik berhamburan keluar rumah.

"Gempa ini juga dirasakan kuat di wilayah Halmahera Utara selama 3-5 detik dan warga panik berhamburan keluar rumah," katanya.

Sutopo menuturkan, akibat gempa itu, bangunan di lima desa yaitu Desa Posi-Posi, Desa Leo-Leo Rao, Desa Aru Burung, Deaa Lou Madoro, Desa Saminya Mao, dan Desa Waya Bula di Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, rusak.

Satu orang meninggal dunia dan 294 bangunan rusak akibat gempa bumi. Bangunan yang rusak meliputi 160 rumah rusak berat, 11 rumah rusak sedang, 108 rumah rusak ringan, satu pustu rusak berat, 12 gereja, dan satu sekolah dasar rusak ringan.

Sebanyak 486 jiwa dari Desa Leoleo Rao, dan 75 kepala keluarga dari Desa Aru Burung, serta Lou Madoro saat ini telah diungsikan pemerintah daerah setempat ke tempat yang lebih aman.

Di Desa Posiposi terdapat dua rumah rusak berat, dua rusak ringan, dan tiga rusak sedang. Sementara di Desa Leoleo Rao, sebanyak 56 rumah rusak berat dan enam gereja rusak ringan.

Di Desa Aru Burung, gempa membuat 50 rumah rusak berat, empat rusak ringan, dan dua gereja rusak ringan, serta satu puskesmas pembantu (pustu) rusak berat.

Sedangkan di Desa Lou Madoro, terdapat 47 rumah rusak berat, 90 rumah rusak ringan, tiga gereja rusak ringan, 1 SD rusak ringan dan satu pustu rusak ringan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

Gempa Nias Utara

Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

BPBD Kabupaten Morotai bersama Forkompimcam telah ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi, memonitor, serta mendata korban gempa. Dinas Kesehatan setempat memberikan bantuan medis kepada korban terdampak.

"Kebutuhan mendesak adalah kebutuhan dasar, family kits, speed boat besar untuk menjangkau daerah terdampak, radio komunikasi, dan tenda," tuturnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tenang dan meningkatkan kewaspadaan dari ancaman gempa karena gempa bumi tidak dapat diprediksi secara pasti. Sutopo meminta agar warga tidak termakan hoax dan menyebarkan berita bohong soal gempa di Morotai.

"Hendaknya masyarakat mencari informasi ke BMKG sebagai lembaga yang kompeten dan berwenang menyampaikan kegempaan," kata Sutopo.

Sementara itu, Sutopo juga melaporkan melaporkan gempa 5,3 SR dengan pusat gempa di laut pada kedalaman 15 kilometer di 52 kilometer barat laut Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara, terjadi pada Selasa (21/11/2017), pukul 06.41 WIB.

"Gempa tidak berpotensi tsunami. Posko BNPB telah mengonfirmasi dampak gempa ke BPBD Kabupaten Nias Utara," kata Sutopo.

Ia menyatakan, gempa dirasakan lemah selama 3-4 detik di Kabupaten Nias Utara. Gempa dirasakan lemah selama 1-2 detik di Kabupaten Nias Barat dan gempa tidak dirasakan di Kota Gunung Sitoli.

"Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada kerusakan dari dampak gempa," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya