KNKT Turun Tangan Usut Kapal Jetliner Tabrak Kantor Syahbandar

Kepala Kantor Cabang PT Pelni Kendari, Lutfi Israr, pun menyesalkan insiden Kapal Jetliner menabrak Kantor Syahbandar.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 26 Nov 2017, 22:29 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2017, 22:29 WIB
Tabrakan Kapal Jetliner
Kapal Jetliner yang mampu menampung 700 penumpang ini nyaris meruntuhkan Kantor Syahbandar Kendari, Sulawesi Tenggara. (Liputan6.com/Ahmad Abar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Kepala Kantor Cabang PT Pelni Kendari, Lutfi Israr, menyesalkan insiden Kapal Jetliner menabrak Kantor Syahbandar Kendari, Sulawesi Tenggara. Kapal Feri Cepat (KFC) Jetliner buatan Norwegia yang mampu menampung 700 penumpang ini nyaris meruntuhkan bangunan yang rencananya akan dijadikan Kantor Dharma Wanita Syahbandar Kendari.

Untuk itu, Pelni langsung mengembalikan uang tiket penumpang Kapal Jetliner yang sudah lebih dulu memesan pada Rabu, 23 November 2017. Rencananya, sebanyak 125 penumpang yang dikembalikan tiketnya akan menggunakan jasa Kapal Jetliner dari Pelabuhan Nusantara Kendari dengan tujuan Pelabuhan Raha, Kabupaten Muna-Baubau-Wanci Wakatobi.

Lutfi Israr menjelaskan, harga tiket sebesar Rp 152 ribu untuk setiap penumpang. Pihak administrasi PT Pelni Cabang Kendari sudah menghubungi penumpang satu per satu.

"Pelayaran sementara dibatalkan, Kapal Jetliner tidak jadi berangkat, kita tunggu pemeriksaan Biro Klarifikasi Indonesia (BKI)," ucap Lutfi Israr.

Adapun hingga Sabtu, 25 November 2017, Kapal Jetliner belum beroperasi. Kapal cepat itu masih tertahan di Pelabuhan Kendari.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

KSOP Tahan Izin Pelayaran Jetliner

Tabrakan Kapal Jetliner
Pemeriksaan Kapal Jetliner yang dilakukan pihak KSOP Kendari. Sulawesi Tenggara. (Liputan6.com/Ahmad Abar Fua)

Kapal Jetliner yang menabrak Kantor Syahbandar Kendari pada Kamis, 23 November 2017, juga belum diizinkan beroperasi oleh otoritas Pelabuhan Nusantara Kendari. Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kendari, M Israyadi mengatakan, pihaknya belum mengizinkan Kapal Jetliner beroperasi.

Sejauh ini, Kapal Jetliner diperiksa oleh Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).

"Mereka akan melakukan under water survey dan beberapa pemeriksaan lainnya. Habis itu baru boleh berlayar kalau sudah diperiksa," ujar M Israyadi, Jumat, 24 November 2017.

Israyadi menjelaskan, tim yang didatangkan akan mengungkap penyebab tabrakan tersebut. Terutama, penyebab kapal kehilangan kendali secara tiba-tiba hingga menabrak Kantor Syahbandar Kendari.

Akibat ditabrak kapal penumpang buatan Norwegia itu, kantor yang akan dipakai sebagai Gedung Dharma Wanita Syahbandar itu hancur di bagian belakangnya. Gedung yang sudah puluhan tahun berdiri itu, nyaris runtuh.

"Ada kesalahan perintah di ruang kemudi, sehingga kapal salah memutar haluan saat hendak sandar di pelabuhan," ucap Kepala Kantor Cabang PT Pelni Kendari, Lutfi Israr, kepada Liputan6.com, Kamis, 23 November 2017.

Adapun salah seorang saksi mata, Aso, mengatakan saat sebelum kejadian kapal tiba-tiba berbelok ke arah kanan. Selanjutnya, kapal menabrak gedung bagian belakang kantor tersebut.

"Harusnya dia lurus, tapi saya heran kenapa belok kanan. Tiba-tiba kapal langsung miring dan menabrak gedung," ujar Aso.

3 Hari Menjabat, 3 Kecelakaan Laut

Tabrakan Kapal Jetliner
Baru tiga hari memimpin Kantor SAR Kendari, Sulawesi Tenggara, Djunaidi (kiri), langsung dihadapkan tiga kasus kecelakaan laut. (Liputan6.com/Ahmad Abar Fua)

Setelah duduk sebagai Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari, Rabu, 23 November 2017, Djunaidi tidak bisa berbangga hati. Mantan Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang, Kepulauan Riau itu langsung dihadapkan tiga kecelakaan laut di wilayah Sulawesi Tenggara.

Pertama, kecelakaan laut di perairan Tanjung Goram, Lasalimu Utara, Kabupaten Buton Utara, Selasa, 22 November 2017. Seorang nelayan bernama La Ade (35) dikabarkan hilang oleh sejumlah rekannya pada hari yang sama sekitar pukul 14.00 Wita.

La Ade diketahui meninggalkan rumah pada Selasa, 22 November 2017 sekitar pukul 04.30 Wita. Tidak ada kabar selama beberapa jam, perahu La Ade ditemukan kosong dalam posisi terbalik. Hingga Jumat malam, 24 November 2017, tim SAR dibantu nelayan, polres, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton Utara masih mencari korban.

Musibah kedua, kecelakaan laut di wilayah perairan Wakatobi pada hari yang sama, sekitar pukul 21.45 Wita. Salah seorang pemancing ikan bernama La Handu (25), dikabarkan hilang bersama perahunya.

Pemuda yang diketahui memanah ikan di Pulau Wangi-Wangi Selatan itu, perahunya juga dihantam ombak. Keesokan harinya, La Handu ditemukan dalam keadaan selamat di Pulau Kapota, Desa Kolo, Kecamatan Wangi-wangi, Kamis, 23 November 2017, sekitar pukul 00.23 Wita.

Kecelakaan laut ketiga terjadi di Pelabuhan Nusantara, Teluk Kendari, Kamis, 23 November 2017. Satu kapal angkut jenis Kapal Feri Cepat (KFC) Jetliner menabrak Kantor Syahbandar Kendari.

Sebanyak 181 penumpang berhasil dievakuasi tim SAR Kendari bersama KSOP Kendari, KPLP, polisi, dan bantuan sejumlah nelayan. Semua penumpang dalam kondisi selamat. Meskipun, Kantor Syahbandar Kendari nyaris runtuh diseruduk kapal sepanjang 95 meter itu.

"Dengan musibah ini, anggota SAR sudah berusaha maksimal turun lapangan. Namanya musibah, kita harus siap dengan peranan masing-masing," ujar Djunaidi, Jumat, 24 November 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya