Operasi Pasar untuk Adang Spekulan Jelang Natal dan Tahun Baru

Penjualan secara terbuka oleh Bulog ini langsung dilakukan di titik distribusi dengan jenis beras kualitas premium 15 persen.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 19 Des 2017, 23:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2017, 23:00 WIB
Bulog Lempar Beras Cadangan Pemerintah Untuk Hadang Spekulan
Perum Bulog Bengkulu melempar ribuan ton beras kualitas Premium 15 persen ke pasar menjelang natal dan tahun baru 2019 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Perum Bulog Divisi Regional Bengkulu melempar ribuan ton Beras Cadangan Pemerintah atau BCP ke pasar. Tujuannya untuk mengadang permainan para spekulan harga menjelang Natal dan tahun baru 2019.

Kepala Divre Bulog Bengkulu Dedy Sabetra mengatakan, distribusi BCP dalam bentuk operasi pasar itu dilakukan di dua pasar tradisional terbesar di Kota Bengkulu, yaitu Pasar Minggu Baru dan Pasar Panorama. Distribusi juga dilakukan di sembilan Rumah Pangan Kita atau RPK yang berada di sembilan kecamatan dalam Kota Bengkulu.

"Sejak 12 Desember lalu kita sudah turun ke lapangan melakukan operasi pasar hingga akhir bulan Desember ini," ucap Dedy di Bengkulu, Senin, 18 Desember 2017.

Dalam Operasi Pasar Beras Cadangan Pemerintah ini, Bulog menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bengkulu bersama Satuan Tugas Ketahanan Pangan Kepolisian Daerah Bengkulu. Penjualan secara terbuka oleh Bulog ini langsung dilakukan di titik distribusi dengan jenis beras kualitas premium 15 persen.

Harga yang ditetapkan Bulog bagi masyarakat yang membeli beras kualitas baik ini dibanderol dengan nilai Rp 8.100 per kilogram. Karena kebiasaan masyarakat Bengkulu membeli beras dengan hitungan sebanyak satu "cupak" atau setara dua liter beras, Bulog juga menetapkan harga jual untuk satu cupak beras sebesar Rp 12.900 per kilogram.

Saksikan tayangan video pilihan berikut ini:

 

Bulog Lempar Beras Cadangan Pemerintah Untuk Hadang Spekulan
Selain beras, Bulog juga menggelar operasi pasar 3 kebutuhan lain yaitu Minyak Goreng, Gula Pasir dan Bawang Putih (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Operasi Pasar Kebutuhan Lain

Selain menggelar Operasi Pasar Beras Cadangan Pemerintah, Bulog bersama Disperindag dan Satgas Pangan Polda Bengkulu juga menggelar operasi pasar untuk tiga barang kebutuhan lain menjelang Natal dan tahun baru 2018 ini. Di antaranya minyak goreng, gula pasir, dan bawang putih.

Ketiga barang kebutuhan ini juga sangat rentan akan permainan harga oleh para spekulan yang mengejar keuntungan sebesar-besarnya pada saat permintaan sedang tinggi. Menurut Kedivre Bulog Bengkulu Dedy Sabetra, pihaknya memberikan akses dan kemudahan bagi masyarakat yang ingin membeli kebutuhan pokok tersebut hingga akhir tahun.

Untuk harga tebus minyak goreng, ditetapkan sebesar Rp 12.500 per kilogram. Adapun harga gula pasir Rp 12.500 per kilogram dan bawang putih sebesar Rp 17.000 per kilogram. Masyarakat bisa mendatangi kendaraan yang memasok keempat jenis barang tadi sejak pukul 08.00 wib hingga 15.00 WIB setiap hari, termasuk hari Minggu.

"Kita mengantisipasi lonjakan harga yang bisa saja dipermainkan para spekulan. Ini bentuk kepedulian negara terhadap masyarakat," ujar Dedy Sabetra.

Bulog Pastikan Stok Aman

Beras
Ilustrasi Beras (Istimewa)

Sebelumnya, Perum Bulog memastikan pasokan bahan pangan jelang libur Natal dan tahun baru 2018 dalam kondisi aman.

Adapun bahan pokok tersebut di antaranya beras, gula, minyak goreng, dan daging. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumajakti mengungkapkan, untuk beras, saat ini pihaknya masih memiliki stok mencapai 1,2 juta ton.

"Artinya ini aman, biasanya memang 1,5 juta kalau bisa 1 juta, tapi kan ini untuk menjaga, dan itu aman," ucap Djarot di kantornya, Senin, 27 November 2017.

Sementara untuk minyak goreng, Perum Bulog memiliki stok mencapai 2,2 juta liter. Meski diperkirakan cukup, Djarot mengaku akan terus menambah pasokan.

"Kalau untuk daging, hari ini kami punya daging kisaran 16 ribu ton. Artinya kalau kita rata-rata satu bulan kan 8.000-9.000 ton, artinya masih jauhlah," ucap dia.

Ditambahkan Djarot, dari 16 ribu stok daging yang dimiliki tersebut, mayoritas adalah daging kerbau. Baginya, daging kerbau ini mulai digemari masyarakat dan mampu menggantikan daging sapi.

"Saya hanya ingin sampaikan bahwa kita hari ini sudah impor sekitar hampir 80 ribu ton dalam waktu kurang dari setahun. Lalu dari 80 ribu itu tersisa 16 ribu, artinya kan terpakai. Sisanya kan terserap dan Insyaallah tidak ada komplain, baik dari sisi kehalalan, higienis, maupun dari sisi rasa," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya