Temui Wapres JK, Hendropriyono Sebut Bahas Stok Beras

Hendropriyono hadir sekitar pukul 15.10 WIB dengan mengendarai mobil Audi hitam berpelat B 53.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Des 2017, 17:34 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 17:34 WIB
20170404-AM Hendropriyono-Gempur
Ketua Umum PAPPRI periode 2017 - 2022, AM Hendropriyono (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, Jumat siang. Pertemuan yang tak dijadwalkan ini berlangsung di Istana Wapres, Jakarta.

Hendropriyono hadir sekitar pukul 15.10 WIB dengan mengendarai mobil Audi hitam berpelat B 53. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini pun langsung masuk ke tempat kerja JK.

Pertemuan itu berlangsung singkat. Sekitar 20 menit kemudian, dia keluar ruangan dan masuk ke dalam mobilnya kembali.

Kepada awak media, Hendropriyono hanya membuka kaca mobil belakangnya, sembari melempar senyuman dan mengacungkan jempol.

Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Hendropriyono mengungkapkan dia melaporkan informasi kepada orang nomor 2 di Indonesia itu.

"Laporan informasi," singkat Hendropriyono.

Saat ditegaskan kembali apakah ada informasi yang penting, dia menjawab singkat.

"(Laporan) Beras. Tapi Beliau sudah waspadai, alhamdulilah," tandas Hendropriyono.

Stok Mencukupi

20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, JK mengatakan, Bulog akan terus menggelar operasi pasar untuk mengatasi kenaikan harga beras. JK menilai stok 1,2 juta ton beras masih mencukupi karena sebentar lagi masuk masa panen.

"Iya, ini kan panen sisa satu-dua bulan itu bisa mencukupi," jelas JK.

Dia juga mengaku telah memikirkan cara mengatasi harga beras naik saat kekurangan stok.

"Iya, itu berarti kita harus mempertimbangkan dua hal, mengevaluasi stok yang ada. Kalau toh memang tidak sesuai, ya bisa saja kita impor untuk menutupi stok 500 atau 1 juta ton, itu biasa saja," pungkas JK.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya