Liputan6.com, Jombang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sedang menangani banjir yang melanda sejumlah kecamatan. Ketinggian air rata-rata lebih dari dada orang dewasa.
"Warga harus kami evakuasi karena ketinggian banjir ada yang hingga 2 meter. Proses evakuasi sudah tadi malam," ucap Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jombang, Gunadi, Rabu (20/12/2017), dilansir Antara.
Ia menjelaskan, hingga pagi ini, sebagian warga masih berada di lokasi pengungsian. Sebelumnya, hujan yang terus-menerus mengguyur Jombang sejak Selasa sore hingga malam, telah memicu banjir di Kecamatan Jombang, Bareng, Mojowarno, Mojoagung, dan Sumobito.
Advertisement
Di Kecamatan Mojoagung, banjir bahkan sampai setinggi 2 meter. Alhasil, sejak Selasa malam tadi, warga diungsikan ke Balai Desa Kademangan dan RPH Mojoagung.
Baca Juga
Sebanyak 405 orang telah mengungsi, tapi berkurang drastis pada Rabu pagi ini menjadi hanya 24 orang. Kebanyakan warga kembali ke rumah untuk memastikan kondisi rumah mereka.
BPBD telah membuat tenda dan dapur umum yang akan memasak untuk keperluan sekitar 400 lebih kepala keluarga. "Kami suplai bahan pokoknya, nanti bisa dimasak," ujar dia, seraya mengatakan bahwa relawan dan TNI turut aktif dalam evakuasi ini.
Daerah tersebut menjadi langganan terkena banjir akibat hujan deras, sampai-sampai tahun ini sudah enam kali banjir menerjang kawasan ini. Namun, warga enggan pindah ke tempat lain karena tak mau meninggalkan tempat kelahirannya.
"Bahkan, (saat banjir) tahun lalu atap hingga tidak kelihatan, mereka bertahan," tutur Gunadi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Longsor dan Banjir Terjang Cilacap
Sementara di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, longsor dan banjir melanda sejumlah wilayah akibat hujan lebat pada Selasa siang hingga sore kemarin. Berdasarkan laporan awal, longsor terjadi di tebing dengan ketinggian lima meter di Dusun Sindangraja, RT 02 RW 04, Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu.
"Longsor sepanjang 7 meter dengan ketebalan 1 meter hingga menimpa rumah milik saudari Kemini yang dihuni delapan jiwa," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy, di Cilacap, Rabu (20/12/2017) dilansir Antara.
Ia menjelaskan, tebing longsor itu juga mengancam rumah warga bernama Rojikun yang dihuni dua jiwa. Selain itu, longsor juga mengancam rumah warga bernama Yono yang dihuni empat jiwa.
Tri menambahkan, satu titik tebing dengan ketinggian 15 meter di Dusun Sindangraja, RT 02 RW 04, juga dilaporkan longsor sepanjang 30 meter dengan ketebalan 3 meter hingga menimpa rumah warga bernama Untung Purwadi.
"Kejadian tersebut mengakibatkan saudari Ribut Aprilianti mengalami patah tulang lengan kiri," katanya.
Advertisement
Longsor Tutup Separuh Jalan Provinsi
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy, longsor juga menutup separuh badan jalan provinsi yang menghubungkan Karangpucung dan Sidareja di Desa Cinangsi, Kecamatan Gandrungmangu.
Ia menjelaskan, panjang material longsoran mencapai 40 meter dengan ketebalan 1,5 meter, sehingga ruas jalan itu hanya bisa dilalui kendaraan secara bergantian.
Adapun di Dusun Sidakaya RT 03 RW 05, Desa Sidasari, Kecamatan Cipari, hujan lebat disertai angin kencang menumbangkan sebatang pohon jati, sehingga menimpa rumah milik Awid. Namun, kejadian itu hanya mengakibatkan kerusakan pada atap rumah.
Hujan lebat yang terjadi pada Selasa, 19 Desember 2017, juga mengakibatkan air Sungai Cimeneng meluap ke permukiman di Desa Kertajaya, RT 01 RW 03, Kecamatan Gandrungmangu. "Banjir sejak pukul 20.00 WIB hingga Rabu (20/12/2017) pukul 02.00 WIB, dengan tinggi genangan berkisar 0,5-1 meter," katanya.
Ia mengatakan pula, kejadian tersebut mengakibatkan delapan warga dievakuasi ke tempat yang aman dari banjir.
Disinggung mengenai perkembangan pendataan dampak gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter yang terjadi pada Jumat malam, 15 Desember 2017, Tri Komara mengatakan bahwa berdasarkan hasil pendataan hingga Selasa, 19 Desember 2017, tercatat 806 kerusakan infrastruktur rumah dan fasilitas umum dengan taksiran kerugian Rp 7.411.418.000.
Kerusakan tersebut terdiri atas 74 rumah roboh, 153 rumah rusak berat, 126 rumah rusak sedang, dan 442 rumah rusak ringan serta kerusakan infrastruktur tiga sekolah, dua pasar, dan enam infrastruktur lainnya yang tersebar di 20 kecamatan dan 82 desa dari total 24 kecamatan, 262 desa, dan 15 kelurahan di Kabupaten Cilacap.
Tri Komara mengatakan, data itu bersifat dinamis dan akan terus diperbarui perkembangannya serta akan diverifikasi ke lapangan.