Liputan6.com, Lhoksukon - Puluhan desa di lima kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, kembali dilanda banjir. Banjir akibat meluapnya sungai di daerah tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara, Munawar Ibrahim, menyebut banjir kali ini adalah kiriman dari dataran tinggi Kabupaten Bener Meriah.
"Ini adalah banjir kiriman melalui sejumlah sungai seperti Sungai Pirak dan Sungai Keurutoe, sehingga meluap ke permukiman warga," ucap Munawar, Rabu (3/1/2018), dilansir Antara.
Advertisement
Menurut dia, banjir diperparah oleh hujan lokal yang terus mengguyur. Adapun ketinggian air di permukiman penduduk bervariasi antara 50 centimeter hingga 1 meter. Puluhan desa ini berada di Kecamatan Matang Kuli, Pirak Timu, Langkahan, Tanah Luas, dan Lhoksukon, dengan terparah di Matang Kuli dan Pirak Timu.
Air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 01.00 WIB. "Saat itu juga, warga mulai mengangkat barang ke tempat aman dan pagi tadi warga mulai mengungsi ke rumah saudara dan kerabat," kata M Nasir, warga Desa Hagu, Kecamatan Matang Kuli.
Data sementara diperoleh dari sejumlah sumber di lokasi atau di kecamatan terparah banjir menyebutkan, 21 desa di Kecamatan Matang Kuli terendam banjir. Sedangkan di Pirak Timu ada 9 desa.
Pada pekan pertama Desember 2017, Aceh Utara juga dilanda banjir yang menerjang 23 kecamatan, sehingga 21 ribu jiwa warga mengungsi ke tempat aman.
Kasubbag Humas Polres Lhokseumawe, AKP M Jafaruddin, menyebutkan 30 desa di Aceh Utara terendam banjir setinggi 80 cm dan 1 meter. Adapun hujan ringan dan sedang masih terlihat di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Sejak pagi hari ini mendung dan sesekali hujan menyelimuti daerah-daerah tersebut.
Â
Â
Buka Dapur Umum
Korban banjir di Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh mulai membuka dapur umum sejak Rabu siang. Dari pantauan di lokasi, ada lima desa yang mulai membuka dapur umum. Rincinya, Desa Lawang, Siren, Meuria, Hagu, dan Desa Tengku Haji Muda, Kecamatan Matang Kuli.
Dapur umum dibuka di jalan-jalan atau tempat lebih tinggi. Keuchik (Kepala Desa) Meuria, Bukhari menyatakan, dapur ini sudah dibuka sejak tadi siang agar warganya tidak kelaparan pada situasi seperti ini.
"Dapur umum ini kita buka agar warga bisa menikmati makan siang meski dalam kondisi banjir, karena dapur rumah kami saat ini tidak bisa digunakan untuk memasak," kata Bukhari ditemui di lokasi, dilansir Antara, Rabu (3/1/2018).
Ia mengatakan, saat ini, Desa Meuria baru menerima bantuan dua sak beras, telur, dan mi instan dari Muspika Kecamatan Matang Kuli.
Adapun warga sejumlah desa di Kecamatan Matang Kuli, mulai mengungsi ke tempat lebih aman sejak tadi pagi. Misalnya, meunasah (surau) dan rumah kerabat yang lebih tinggi.
Ketinggian air yang merendam rumah penduduk bervariasi, antara 50 cm hingga 1 meter. Hujan lokal terus mengguyur, sehingga air diprediksi akan bertambah jika hujan tidak berhenti.
Advertisement
SAR Siap Evakuasi Warga
Dihubungi secara terpisah, Ketua SAR Aceh Utara, Dahlan, menyatakan petugasnya saat ini sudah siaga. Mereka terus memantau kondisi banjir untuk memudahkan evakuasi jika sewaktu-waktu harus dilakukan.
"Sejauh ini belum ada permintaan evakuasi, tetapi kita terus memantau agar lebih cepat saat ada warga yang harus dievakuasi," katanya.
Puluhan desa di Kecamatan Matang Kuli, Pirak Timu, Langkahan, Tanah Luas, dan Kecamatan Lhoksukon dilanda banjir kiriman akibat meluapnya Sungai Keuruto dan Sungai Pirak.
Ketinggian air di permukiman penduduk bervariasi antara 50 sentimeter hingga 1 meter. Kondisi terparah berada di Kecamatan Matang Kuli dan Pirak Timu.
Saksikan video pilihan di bawah ini: