Ombak Hantam Perahu Ketinting, 6 Orang Tenggelam di Pantai Gading

Ombak hantam perahu ketinting yang ditumpangi enam warga yang memancing di perairan Pantai Gading, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2018, 21:00 WIB
Ilustrasi Kapal Tenggelam (2)
Ilustrasi Kapal Tenggelam

Liputan6.com, Mataram - Insiden kapal tenggelam terjadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Enam warga dilaporkan tenggelam ketika sedang memancing ikan di perairan Pantai Gading, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Minggu sekitar pukul 15.35 Wita.

Informasi yang diperoleh dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram menyebutkan, perahu ketinting menggunakan mesin 8 PK yang ditumpangi enam warga tersebut terbalik dihantam ombak besar.

"Jarak lokasi kejadian dari bibir pantai sekitar satu kilometer atau 273 derajat arah selatan," kata Kepala Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram Agus Hendra Sanjaya, dilansir Antara.

Ia menyebutkan identitas para korban, yakni Ketut Kariase, Wayan Sudarsana, Nyoman Juliasmara, dan Wayan Jerna. Sementara dua korban lainnya masih belum diketahui.

Tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram yang mendapatkan laporan dari salah seorang warga bernama Gede Hartawan, langsung bergerak menuju lokasi kejadian untuk melaksanakan operasi SAR.

Mereka kemudian berkoordinasi dengan masyarakat setempat dan pelapor untuk melakukan operasi pencarian di sekitar lokasi kecelakaan.

Namun hingga Minggu (7/1/2018) pukul 18.10 Wita, seluruh korban belum berhasil ditemukan. Operasi pencarian kemudian dihentikan sementara karena kondisi hujan dan gelombang yang relatif tinggi dan jarak pandang yang terbatas.

"Kami akan melanjutkan upaya pencarian korban pada Senin (8/1/2018)," ujarnya.

Sementara itu, beredar informasi di media sosial Facebook, yang menyatakan seluruh korban sudah berhasil ditemukan di Pantai Mapak, Kota Mataram. Namun kebenaran informasi tersebut masih diragukan.

"Informasi di media sosial tersebut sudah kami tindaklanjuti dengan mendatangi pantai Tanjung Karang dan Mapak, tapi hasilnya nihil", kata Agus.

6 Kapal Nelayan Tenggelam di Sungai Kaliyasa

Nelayan bergotong royong mengevakuasi kapal yang tenggelam. (Foto: Liputan6.com/HNSI/Muhamad Ridlo).
Nelayan bergotong royong mengevakuasi kapal yang tenggelam. (Foto: Liputan6.com/HNSI/Muhamad Ridlo).

Masih lekat di ingatan, pada Oktober 2016 lalu air bah Sungai Kaliyasa menyeret dan menenggelamkan puluhan kapal nelayan pesisir Cilacap, Jawa Tengah. Tragedi itu terulang di awal tahun baru 2018 ini. Sedikitnya enam kapal tenggelam di sungai ini, Selasa, 2 Januari 2018.

Namun, kali ini bukan air bah Kaliyasa penyebabnya. Hujan deras semalam suntuk diduga menyebabkan sejumlah kapal penuh dengan air dan tenggelam.

Sepekan terakhir, intensitas hujan di Cilacap cenderung menurun. Sering kali hujan rintik-rintik hanya terjadi pada sore atau malam hari.

Begitu pula yang terjadi pada Senin sore. Gerimis menyapa seluruh kawasan Cilacap. Celaka, tiba-tiba turun gerimis itu berubah menjadi hujan nan lebat turun ketika sebagian besar nelayan telah lelap, sekitar pukul 22.00 WIB.

Gemuruh hujan itu rupanya tak mampu membangunkan nelayan yang lalai. Badan perahu pun penuh air dan akhirnya kapal tenggelam. Nelayan baru mengetahui kapalnya tenggelam menjelang pagi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Kapal Jenis Compreng

Kisah Nelayan Tiga Hari Titip Nyawa Di Kapal Rusak
Kapal nelayan "ikhtiari" yang mesinnya macet sebelum diselamatkan tim SAR. (foto: Liputan6.com/Basarnas Jateng/edhie prayitno ige)

Kapal-kapal tenggelam tersebut merupakan milik nelayan pesisir Cilacap, terutama yang tinggal di bantaran Sungai Kaliyasa, Cilacap Selatan.

Informasi yang diperoleh, enam kapal yang tenggelam tersebut adalah adalah milik Waris, Ganepo, Saliman, Mukhayat, Sujono, dan Dasiman.

"Karena hujan deras semalam, jadi air hujan masuk ke perahu tidak sempat dikuras, karena hujan semalaman," ucap Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Teuku Iskandar Muda, Selasa, 2 Januari 2018.

Kapal yang ditambatkan di Sungai Kaliyasa memang jenis kecil, seperti compreng, yang berukuran di bawah 10 gros ton (GT). Sebab itu, kapal pun mudah penuh oleh guyuran hujan lebat. Ditambah lagi, nelayan kerap lalai menguras dasar perahu yang penuh air tatkala pulang melaut.

Namun begitu, Teuku memastikan tak ada perahu yang terseret air bah seperti peristiwa tenggelamnya puluhan kapal pada Oktober 2016 lalu. Kapal hanya tenggelam dan bergeser, namun masih berada di area tambat muara Sungai Kaliyasa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya