Tanggapan Anggota DPRD Kota Cirebon soal Pembagian Beras Berkutu

Anggota DPRD Kota Cirebon menanggapi sikap warga yang rela makan beras berkutu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 08 Feb 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 11:30 WIB
Kata DPRD Kota Cirebon Soal Warga Makan Beras Berkutu
Anggota DPRD Kota Cirebon Jawa Barat menanggapi sikap warga yang makan beras berkutu (Liputan6.com / Panji Prayitno

Liputan6.com, Cirebon - DPRD Kota Cirebon menanggapi adanya temuan beras berkutu yang diberikan kepada warga usai menggelar pertemuan dengan warga di wilayah konstituennya saat masa reses pada Selasa, 6 Februari 2018.

Anggota DPRD Kota Cirebon Jafarudin mengakui, pembagian beras tersebut merupakan inisiatifnya sendiri di sela menjalankan reses kepada warga RW 11 Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Jafarudin membagikan 100 bungkus beras dengan berat 2 kg.

Kawasan tersebut, kata dia, masuk dalam Daerah Pemilihan (Dapil) III DPRD Kota Cirebon. Jafar mengaku sudah memberitahukan kepada warga sebelum membagikan beras kepada 100 orang yang menerima.

"Saya sudah kasih tahu kalau berasnya busuk atau ada kutunya dibuang saja, tapi mereka bilang sayang karena lagi mahal dan berasnya bagus. Ternyata benar ada yang beri info ke saya," kata Jafar kepada Liputan6.com, Rabu (8/2/2018).

Beras tersebut, kata dia, sengaja dibelinya untuk dibagikan kepada warga setiap reses atau kegiatan sosial lainnya. Saat itu, ujar dia, Jafar membeli beras pada Desember tahun 2017 lalu.

Rencananya, beras tersebut dibagikan pada masa persidangan ketiga DPRD Kota Cirebon Desember 2017. Namun, karena kesibukannya Jafarudin menunda pembagian beras hingga memasuki reses tahun 2018.

Jafarudin menyimpan beras di gudang rumah miliknya. Dia mengakui, penyimpanan beras di gudang terbilang lama, terlebih di tengah cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi.

Ditukar Kembali

Kata DPRD Kota Cirebon Soal Warga Makan Beras Berkutu
Anggota DPRD Kota Cirebon Jawa Barat menanggapi sikap warga yang makan beras berkutu (Liputan6.com / Panji Prayitno

Beras yang tersimpan pada tumpukan paling bawah menjadi lembab, sehingga muncul kutu. Sebelum reses berlangsung, ujar dia, tumpukan beras tersebut mulai disortir.

Bersama ibu-ibu yang ada di sekitar rumah Jafarudin, beras yang semula sebanyak 300 bungkus berkurang menjadi 200 bungkus. Warga setempat, kata Jafarudin, menganggap 200 bungkus beras tersebut dianggap layak untuk dibagikan.

"Masing-masing 2 kg dan saya hanya bagikan 100 bungkus saja khawatir juga saya sementara warga tidak mau berasnya dibuang karena bagus katanya," ujar dia.

Dia mengaku beberapa jam setelah membagikan beras, langsung dihubungi salah seorang warga. Warga tersebut mengadukan pemberian beras berkutu.

Dari informasi itu, Jafar kemudian menginstruksikan agar beras boleh ditukar dan diganti dengan yang baru. Dia juga tidak menutup diri jika ada warga yang mengeluh sakit akibat mengonsumsi beras yang diberikannya itu.

Dia juga meminta warga tidak diam ketika menerima pemberian beras berkutu. Dia mengaku data penerima beras didapat dari pemerintahan di tingkat kecamatan.

"Saya juga cerita niatan bagi beras bulan Desember, tapi enggak sempat, pada waktu itu bagi-bagi enggak apa-apa dan yang penting jangan diam saja jangan takut," aku dia.

Sebelumnya, warga di Cirebon heboh dengan adanya temuan kutu di dalam beras yang dibagikan anggota DPRD Kota Cirebon usai menggelar reses, Selasa (6/2/2018).

Saksikan vidio pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya