Liputan6.com, Purwokerto - Puncak musim penghujan antara Februari dan Maret 2018 memicu bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah bagian barat. Salah satu yang terimbas adalah jalur kereta api.
Pasalnya di daerah ini, ada sejumlah ruas yang melintas di wilayah rawan bencana. Kawasan perbukitan menyebabkan jalur rel rawan longsor. Adapun di daerah dataran rendah, rel kereta api rawan rendaman.
Rendaman di Cirebon dan Brebes awal pekan lalu menyebabkan kereta terhambat dan jalurnya dialihkan. Kamis pekan lalu, jalur antara Tambak-Stasiun Ijo pun sempat tertimbun longsor. Tak hanya, itu material yang menutup saluran drainase menyebabkan air menggenangi rel kereta Api.
Advertisement
Baca Juga
Sebab itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop 5) Purwokerto pun memasang crucuk, yakni pagar batang bambu dan besi sebagai pengaman untuk mengantisipasi kawasan rawan longsor.
Selain itu, petugas secara rutin juga membersihkan saluran drainase agar tak lagi terendam. Petugas khusus pun ditempatkan di daerah-daerah rawan longsor. Dengan begitu, jika terjadi bencana alam akan langsung diketahui dan dilaporkan.
Kepala Daop 5 Purwokerto, Yosita Dachtiar mengatakan, selain jalur antara Tambak-Stasiun Ijo. petugas juga memasang pengaman di empat wilayah yang diidentifikasi rawan longsor, yakni Kranggan, Linggapura, Kebasen dan Notog.
Banjir, Rel Gogos dan Ambles
Lima titik tersebut rawan longsor lantaran jalur relnya berimpitan dengan tebing bukit yang curam. “Cara kita menananganinya kita ada dua, yakni jangka pendek dan menengah,” dia menjelaskan, Senin, 12 Maret 2018.
Tak hanya longsor, pada musim penghujan, daerah yang melintas wilayah perbukitan rawan gerakan tanah longsor, gogosan rel. Sebab itu, KAI Daop 5 mengerahkan petugas untuk membersihkan saluran air dan membangun crucuk.
Dalam jangka menengah, jalur rel yang rawan akan dipindah ke jalur rel baru yang kini tengah dikerjakan dalam proyek jalur ganda (double track), khususnya di jalur Tambak-Stasiun Ijo.
“Kalau jangka menangah kami tidak terlalu memikirkan lagi, karena khusus untuk Stasiun Tambak-Ijo, karena akan ada trek baru. Tetapi, untuk jangka pendek, tetap kita mengupayakan pembersihan selokan, yang kedua dengan memasang crucuk di sana,” dia menerangkan.
Selain rawan longsor dan gogosan rel, pada musim penghujan ini ada sejumlah titik yang rawan ambles. Pihaknya mengantisipasi dengan menyiagakan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) yang ditempatkan di sejumlah titik.
Advertisement
Longsor Sempat Hambat Perjalanan Kereta Api
Pekan lalu, longsor dan banjir terjadi di Banyumas dan sekitarnya. Salah satu yang terimbas adalah jalur kereta api antara Tambak-Stasiun Ijo. Tanah longsor menimpa jalur kereta dan saluran air.
Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Ixfan Hendriwintoko menerangkan hujan deras yang terjadi Kamis siang hingga sore (8/3/2018), menyebabkan tebing yang berada di samping rel KA longsor.
Panjang tebing yang longsor sekitar 10 meter. longoran itu menimbun jalur kereta dan menutup aliran air. Jalur KA pun tergenang air dengan ketinggian hingga 5 CM, diatas rel.
Demi keselamatan perjalanan KA, dua kereta yang akan melintas dihentikan sementara. KA Pasundan jurusan Surabaya- Bandung dihentikan di Stasiun Ijo Kebumen. Adapun KA Gaya Baru, dari Jakarta-Jogjakarta ditahan di Stasiun Kroya Cilacap.
Jalur ini bisa dilalui oleh KA pada Kamis petang. Dua KA yang sempat tertahan bisa melalui titik longsor meski dengan kecepatan yang dibatasi hanya lima kilometer per jam.
“Setelah dipantau dan ditangani oleh unit rel, jalan dan jembatan, KA bisa melewati lokasi longsor. Kemudian petugas menangani longsor tersebut, agar air bisa lancar kembali," Ixfan menjelaskan.