Liputan6.com, Wonosobo - Sejak akhir pekan lalu, Gunung Sindoro Sumbing terbakar hebat. Kebakaran kali ini merupakan salah satu kebakaran terparah yang dialami gunung kembar di Jawa Tengah ini.
Di Gunung Sindoro, diduga kebakaran bermula di petak 7B kawasan Perhutani. Diperkirakan hingga Rabu sore, 12 September sebanyak 316-an hektare lahan telah terbakar dan diperkirakan masih terus meluas.
Rinciannya, kawasan yang secara adminstratif masuk Kabupaten Wonosobo sebanyak 116 hektare dan 200 hektare di Kabupaten Temanggung. Area yang terbakar meliputi empat vegetasi, mulai dari hutan produksi Perhutani, semak, savana hingga lahan pertanian masyarakat.
Advertisement
Soal penyebab kebakaran Gunung Sindoro Sumbing, otoritas setempat belum dapat memastikan. Mereka fokus memadamkan api yang meluas lantaran tiupan angin kencang, kondisi hutan, dan semak yang kering lantaran kemarau.
Baca Juga
Namun, dalam upaya pemantauan dan pemadaman itu, relawan justru menemukan benda-benda yang mestinya tak berada di kawasan hutan Gunung Sindoro yang terbakar. Mereka menemukan, alat pertanian dan alat tebang di kawasan hutan bekas terbakar.
Tak hanya sekali, peralatan pertanian seperti cangkul, kapak, dan linggis ini ditemukan dua kali, di lokasi berbeda. Penemuan pertama terjadi pada Senin 10 September 2018 siang. Adapun penemuan kedua, pada Selasa malam.
Lantaran mencurigakan, benda-benda yang ditemukan di lokasi kebakaran Gunung Sindoro ini diserahkan ke polisi. Anggota Polsek Kejajar, Wonosobo, Bripka Irawan mengatakan, benda-benda ini disita sebagai barang bukti.
"Barang bukti ini kami amankan dulu, nanti ditangani unit Reskrim," ucapnya.
Meski begitu, ia tak bisa memastikan apakah penemuan alat pertanian di lokasi kebakaran Gunung Sindoro ini memberi petunjuk penyebab kebakaran. Sebab, kebakaran juga bisa terjadi karena kondisi alam.
Selidiki Temuan
Temuan alat pertanian di sekitar lokasi kebakaran pun belum cukup membuktikan kebakaran itu terjadi karena ulah manusia. Hanya saja, lokasi penemuan alat pertanian yang berada di kawasan hutan menunjukkan ada yang ingin membuka lahan.
Yang pasti, kepolisian akan mengusut siapa pemilik alat-alat pertanian dan tebang ini. Dari pemilik ini, diharapkan terkuak penyebab kebakaran Gunung Sindoro ini.
"Nanti mungkin dimana titik hutan itu terbakar akan diselidiki," katanya.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Prayitno mengemukakan, hari ini ratusan petugas BPBD, relawan, TNI dan Polri dikerahkan untuk memadamkan api di dua gunung ini. Namun, lantaran medan berat dan skalanya yang luas pemadaman tak bisa dilakukan secara maksimal.
Apalagi, relawan berhadapan dengan tiupan angin kencang. Karenanya, BPBD tak berani menugaskan relawan yang tak mengerti medan.
"Bisa terjadi lompatan titik api yang justru bisa membahayakan relawan yang tidak tahu medan," dia menerangkan.
Dia menerangkan, pemantauan kebakaran Gunung Sindoro-Sumbing dibagi menjadi tiga lokasi, yakni pemantauan dari pebatasan Wonosobo-Temanggung, pemantauan kebakaran Gunung Sumbing dari wilayah Kecamatan Kalikajar dan ketiga, pemantauan kebakaran Gunung Sumbing dari wilayah Kecamatan Sapuran.
Rabu sore, dari pos pemantauan perbatasan Wonosobo-Temanggung Kebakaran Gunung Sindoro sudah tidak nampak. Sebaliknya, dari lokasi ini Gunung Sumbing terpantau masih terbakar dengan cakupan yang sangat luas di Wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung
"Kami melakukan pemantauan secara intensif baik pemantauan secara langsung dari berbagai Pos maupun pemantauan cuaca Arah angin karena tidak menutup kemungkinan kebakaran Hutan Gunung Sumbing akan meluas ke arah Wilayah Wonosobo," dia menerangkan.
Meski begitu, ia memastikan tak ada pendaki yang terjebak di Gunung Sumbing. Pun, pendakian Gunung Sumbing dari Pos Bogowongso, Wonosobo ditutup total.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement