Intip 5 Produk Kreatif Generasi Milenial dari Yogyakarta

UMKM zaman now tidak hanya sebatas industri rumah tangga yang monoton. Temukan ragamnya di sini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Sep 2018, 07:01 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 07:01 WIB
Makerfest 2018
Sebanyak 30 kreator lokal mengikuti Makerfest 2018 yang digelar selama dua hari di Mandala Krida Yogyakarta (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Generasi milenial melahirkan beragam produk kreatif baru dari Yogyakarta. Pemasarannya pun mengikuti perkembangan zaman, yakni via online.

Produk yang dipasarkan bukan sekadar barang konsumtif, melainkan juga menjual nilai yang bisa diterima oleh generasi zaman now. Jenisnya beragam, mulai dari kerajinan tangan, perawatan tubuh, fesyen, sampai makanan.

Produk kreatif pertama adalah Ame Raincoat. Produk ini diluncurkan oleh Mirza Miftah pada 2014.

Sesuai namanya, produk berupa jas hujan ini dibuat mengikuti perkembangan zaman. Pertimbangannya, selama ini produk jas hujan yang beredar di pasaran tidak terdesain dengan baik.

"Kami ingin menjadi preseden dari desain rainwear dan menjadi expert di bidang waterproof apparel," ucap Mirza, Sabtu, 15 September 2018.

Ia membanderol produknya mulai dari Rp 300.000 dan sedang dalam proses pemasaran sampai ke Singapura.

Kedua, Terracotta. Produk ini hadir untuk menyelamatkan kerajinan tradisional gerabah yang nilai jualnya semakin menurun. Produk ini fokus membangun cerita pada dua elemen, bentuk dan warna.

Terracotta tidak hanya menjual produk jadi, melainkan juga produk do it yourself (DIY) dan color it yourself (CIY). Tujuannya, mengajak lebih banyak orang berpartisipasi dalam pelestarian gerabah.

Ketiga, Pinebox. Produk kreatif ini bergerak pada produksi custom audio speaker, terutama speaker portable, home speaker, soundbar, dan speaker monitor.

Klien bisa menentukan spesifikasi sesuai keinginan, termasuk budget, desain, dan fitur.

Keempat, Omo! Healthy Snack. Produk ini berupa snack sehat untuk anak-anak. Stella Elina secara resmi meluncurkan produk ini 1,5 bulan lalu. Kelengkapan sertifikat izin BPOM dan halal juga sudah dikantonginya.

"Sebelumnya masih proses tetapi juga sudah banyak yang pesan," ucapnya.

Produk ini lahir karena ia merasa kesulitan mencari snack sehat bagi anak kembarnya. Akhirnya, ia membuat snack sendiri yang ternyata juga digemari oleh kerabatnya, para ibu muda.

Snack ini dibuat tanpa bahan pengawet, tanpa bahan kimia, dan aman dikonsumsi segala kalangan. Rasanya juga beragam, seperti keju dan oatmeal. Per bungkus Omo dibanderol harga Rp 35 ribu.

Kelima, Artesana. Merek ini menghadirkan solusi ramah lingkungan untuk kebersihan harian. Inovasinya mencakup sabun, sampo, serbuk pembersih gigi, dan cairan pembersih alami.

Produk kreatif ini mengutamakan penggunaan sumber daya alam terbarukan dari hutan yang memiliki biodiversitas tunggu di seluruh Indonesia dengan kesadaran eksplorasi kekayaan alam bisa dilakukan tanpa eksploitasi.

 

Berlaga di Makerfest 2018

Makerfest 2018
Sebanyak 30 kreator lokal mengikuti Makerfest 2018 yang digelar selama dua hari di Mandala Krida Yogyakarta (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Lima produk kreatif itu merupakan bagian dari 30 produk kreator lokal yang dipamerkan dalam Makerfest 2018. Kegiatan yang diinisiasi oleh Tokopedia merupakan panggung independen UMKM lokal.

Sebanyak 30 kreator lokal dari Yogyakarta dan sekitarnya mendapatkan kesempatan untuk showcase dan mempresentasikan ide uniknya kepada masyarakat lewat festival Makerfest City Big Bang, yang diselenggarakan pada tanggal 15-16 September 2018 di Lapangan Mandala Krida, Yogyakarta.

"Founder Tokopedia melihat produk UMKM unik, tetapi mereka mentok di skala UMKM karena mereka tidak punya akses ke permodalan dan marketing," ujar Siti Fauziah, perwakilan Makerfest 2018.

Oleh karena itu, ia berharap ajang ini bisa menaikkan skala dari UMKM ke industri menjadi brand nasional yang mendunia.

Ia menjelaskan animo peserta membludak di Yogyakarta. Proposal yang masuk mencapai 300 buah dan kemudian diseleksi menjadi 30 kreator saja.

Proses seleksi meliputi, kelayakan produk, visi, dan misi kreator, serta keberlangsungan pembuat produk.

"Barang jenisnya boleh sama, tetapi kami melihat ciri khas setiap produk yang berbeda dan tidak umum, serta konsistensinya," ucap Puji, sapaan akrabnya.

 

Memperebutkan Modal Rp 1 Miliar

Makerfest 2018
Sebanyak 30 kreator lokal mengikuti Makerfest 2018 yang digelar selama dua hari di Mandala Krida Yogyakarta (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Makerfest hadir di 8 kota di Indonesia untuk mengedukasi kreator lokal menjadi brand nasional pemenang local maker competition Makerfest 2018. Yogyakarta merupakan kota kelima yang didatangi.

Di puncak acara Makerfest pada Desember 2018, tiga kreator lokal terbaik dari Yogyakarta dan sekitarnya akan berkompetisi dengan 21 kreator lokal terpilih dari kota-kota lainnya.

Mereka akan memperebutkan hadiah utama berupa modal usaha sebesar Rp 1 miliar. Juara kedua akan memperoleh modal Rp 300 juta dan juara ketiga mendapat Rp 200 juta.

Selain modal usaha, pemenang juga mendapat pendampingan usaha dalam bentuk konsultasi branding dan marketing campaign, kolaborasi eksklusif dengan influencer atau pelaku industri kreatif nasional, serta akses ke pameran dan jalur distribusi internasional.

Dikenal sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia, berdasarkan data Sensus Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, jumlah UMKM di Yogyakarta sebanyak 533.670 unit. Perkembangan jumlah penduduk dan tumbuhnya usaha modern seperti bisnis online turut memberikan andil meningkatnya aktivitas ekonomi di Yogyakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya