Pura-Pura Jadi Nasabah, Begini Modus Perampokan di Karawang

Kepolisian Karawang berhasil mengungkap kejahatan dengan pemberatan yang dilakukan sekelompok orang yang menyasar nasabah bank.

oleh Abramena diperbarui 03 Okt 2018, 11:35 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 11:35 WIB
Perampokan Nasabah
Foto: Abramena/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Karawang mengungkap kejahatan pencurian dengan pemberatan (curat) yang dilakukan oleh sekelompok orang menyasar para nasabah bank yang mengambil uang dengan jumlah besar. Untuk melancarkan aksinya, salah satu kelompok ini ikut mengantre dalam barisan nasabah.

“Para perampok ini menyasar nasabah bank yang mengambil uang dengan jumlah besar, lalu diincar saat akan memaauki kendaraan korban,” kata Kapolres Karawang, AKBP Slamet Waloya, Rabu (2/10/2018).

Kapolres Karawang menjelaskan berdasarkan pengakuan salah satu pelaku, dari komplotan perampok yang berjumlah 5 orang ini, Alamayah alias Amin 45) ia bertugas sebagai pengamat nasabah bank yang mengambil uang dalam jumlah besar. Untuk melancarkan aksinya, ia bahkan ikut mengantre dalam barisan nasabah.

“ Modus kompolotan ini seperti ini yang sering digunakan. dia tunggu siapa yang paling lama dan diintip yang ngambil uang banyak, itu yang ditandai," jelasnya.

Setelah mendapatkan mangsa, Amin kemudian menghubungi rekannya yang bertugas sebagai eksekutor, Sandi Saputra dan Eko yang merupakan residivis . Nantinya, dua orang eksekutor akan membuntuti mangsa tersebut menggunakan motor hingga berhenti di suatu tempat.

“Modusnya kalau tidak gembos ban yang berhenti di lampu merah atau berhenti diparkiran untuk istirahat. Seperti kasus yang di Alun-alun Karawang setelah korban Didin Mahrudin (53) itu berhenti untuk makan di depan Masjid Agung Karawang,” kata Slamet Waloya.

Apabila kendaraan tidak juga berhenti, kedua orang eksekutor ini akan menyebarkan paku payung di jalanan sehingga kendaraan terpaksa berhenti.

"Itu (paku payung) dipakai kalau orangnya gak mau berhenti," kata Slamet Waloya.

Selanjutnya, ketika kendaraan telah berhenti, komplotan bos besar bernama Dodi Hariansah warga Pebayuran Bekasi, ini juga sering melakukan pemecahan kaca mobil menggunakan obeng dan merampas uang korban.

"Jumlahnya tidak pernah sedikit. Kalau jutaan saja gak mau mereka. Paling tidak puluhan sampai ratusan juta," katanya menambahkan.

Dari lima orang pelaku perampokan spesialis nasabah bank ini, yang berhasil diringkus 3 orang, 1 orang ditembak petugas karena melawan, sedangkan dua orang masih buron bernama Dodi dan Fery masih dalam pengejaran petugas , setelah berhasil merampok uang nasabah bank BJB sebesar Rp 100 juta.

Menurut salah satu tersangka, Amin, uang hasil perampokan telah dibagi-bagi satu orang kebagian sekitar 17-20 juta, sesuai tugas masing-masih sedangkan pembagian paling besar oleh bos rampok bernama Dodi dan Fery.

“Hasil rampokan telah dibagikan, paling besar bagiannya bos Dodi yang masih buron,” kata Slamet Waloya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya