Liputan6.com, Pekanbaru - Banjir di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sejak Sabtu, 3 November 2018, kian meluas karena intensitas hujan deras cukup tinggi. Selain merendam rumah dan persawahan yang sudah ditanami padi, banjir ini juga melumpuhkan aktivitas pendidikan di sana.
Sejak pagi Senin (5/11/2018), peserta dan tenaga pendidik mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas sederajat tidak bisa belajar. Kelas yang biasanya dijadikan tempat mengenyam pendidikan tidak bisa digunakan karena banjir.
"Peserta didik dan guru juga sulit mencapai sekolah karena rumah dan jalanan juga direndam banjir," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kuansing, Jupirman, kala dikonfirmasi dari Pekanbaru.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan data yang diterimanya dari kecamatan, sejauh ini ada 49 sekolah di Kuansing lumpuh karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Memang tidak semua yang terendam, tapi warga lebih mengurus rumahnya yang terkena banjir. Akses ke sekolah juga menjadi sulit.
Sebelum banjir terjadi, Jupirman mengaku sudah memerintahkan seluruh kepala sekolah untuk mengamankan aset sekolah. Meski tidak sekolah, Jupirman berharap peserta didik tetap melakukan kegiatan positif menjelang banjir surut. Murid diminta tetap belajar di rumah dan membantu orang tua selama banjir.
Data dihimpun, banjir di Kuansing sudah ribuan hektar sawah dan ribuan rumah warga. Ketinggian air bervariasi dan fluktuatif karena intesitas hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
Kecamatan yang terdampak banjir di antaranya Kuantan Mudik, Gunung Toar, Pangean, Benai, dan Kuantan Hilir. Total sudah ada ada 4.578 rumah dan ribuan kepala keluarga menjadi korban.
Selain itu ada 3.148 hektar sawah yang sudah ditanami padi terendam banjir dan diprediksi gagal panen jika air luapan sungai tidak surut. Di Kecamatan Kuantan Mudik, ada 320 hektar sawah yang terendam. Kemudian di Gunung Toar 290 hektar, lalu di Kuantan Tengah 597 hektar, berikutnya di Kecamatan Pangean 1.151 hektar terendam.
Selanjutnya di Kecamatan Kuantan Hilir areal persawahan terendam sebanyak 243 hektar. Jumlah ini tersebar di Kelurahan Pasar Usang Baserah, Desa Kepala Pulau, Kampung Tengah, Pulau Madinah dan Pulau Kijang. Kemudian di Kuantan Hilir Seberang seluas 536 hektar sawah yang terendam banjir.
Hingga kini, masyarakat yang menjadi korban banjir belum menerima bantuan. Salah satu alasannya adalah Kuansing merupakan satu-satunya kabupaten di Riau yang belum punya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Menurut Kabag Humas Pemkab Kuansing Ridwan Amir menyebut musibah ini akan dibahas bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
"Sesuai regulasi, ada dana yang dinamakan biaya tak terduga yang bisa digunakan untuk masyarakat. Ini akan dibahas bersama Forkompimda," kata Ridwan.
Jika nantinya Forkopimda menyatakan Kuansing dalam status tanggap darurat banjir, tambah Ridwan, maka ada dasar untuk penyaluran bantuan ke masyarakat.
Saksikan video pilihan berikut ini: