Petani Resah, Hama Tikus Serang Ribuan Hektare Sawah di Ngawi

Hama tikus yang menyerang ribuan lahan persawahan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, membuat petani resah.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 09:00 WIB
ilustrasi tikus
ilustrasi tikus (iStockphoto)

Liputan6.com, Ngawi - Hama tikus yang menyerang ribuan lahan persawahan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, membuat petani resah.

Data Dinas Pertanian Ngawi menyebutkan, hama tikus telah menyerang sekitar 1.000 hektare lahan sawah di Kabupaten Ngawi. Jumlah tersebut tersebar di enam kecamatan yang ada.

"Lahan persawahan yang terserang hama tikus tersebut di antaranya di wilayah Kecamatan Paron, Ngawi, Geneng, Kwadungan, Padas, dan Kasreman," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi, seperti dikutip laman Antara.

Menurut dia, populasi tikus di enam wilayah kecamatan tersebut meningkat. Bahkan, telah menyerang lokasi pembenihan para petani.

Untuk membasmi dan mengantisipasi serangan hama tikus pada musim tanam nantinya, pihak Dinas Pertanian akan memberikan bantuan bom tikus gratis ke petani.

Pihaknya memahami kebingungan petani dalam mengendalikan hama tikus. Terlebih penggunaan alat jebakan tikus dari listrik telah dilarang karena sangat berbahaya.

Sesuai data, selama tahun 2018, telah ada tujuh orang meninggal dunia di Ngawi akibat tersengat aliran listrik dari jebakan tikus milik petani.

Untuk membasmi tikus, para petani menggunakan cara tradisional, di antaranya menggunakan umpan tikus, "gropyokan" tikus, maupun mengandalkan musuh alami dari tikus.

Para petani berharap hama tikus segera dapat diatasi menjelang musim tanam penghujan yang biasanya berlangsug pada bulan Desember atau Januari.

"Jika tidak segera dikendalikan, kami takut ribuan hektare sawah-sawah yang ada di Ngawi akan terancam gagal panen," kata seorang petani setempat, Suharno.

Dalam pembasmian hama tikus tersebut, selain para petani, Dinas Pertanian juga dibantu oleh personel dari TNI dan Polri.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya