Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia anjlok lebih dari 2% pada perdagangan hari Senin setelah beberapa laporan bahwa Israel dan Lebanon telah menyetujui persyaratan kesepakatan untuk mengakhiri konflik Israel-Hizbullah.
Pernyataan ini diberikan oleh pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip CNBC, Selasa (26/11/2024), harga minyak mentah Brent turun 2,87%, atau USD 2,16 dan ditutup pada USD 73,01 per barel, Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS berakhir pada USD 68,94 per barel, turun USD 2,30 atau 3,23%.
Advertisement
Pada Senin, Israel mengatakan bahwa mereka bergerak menuju gencatan senjata dalam perang dengan Hizbullah tetapi masih ada masalah yang harus diatasi. Sementara pejabat Lebanon menyuarakan optimisme yang hati-hati tetapi mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak dapat dipercaya.
"Tampaknya berita tentang gencatan senjata antara Israel dan Lebanon menjadi penyebab turunnya harga, meskipun tidak ada pasokan yang terganggu akibat konflik antara kedua negara dan premi risiko minyak telah rendah bahkan sebelum penurunan harga terakhir," kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
Sedangkan analis senior Price Futures Group Phil Flynn menjelaskan, pasar minyak didorong naik turun karena meningkatnya atau menurunnya kekhawatiran akan gangguan pasokan.
"Laporan bahwa Perdana Menteri Israel Netanyahu menyetujui kesepakatan gencatan senjata Lebanon pada prinsipnya dapat menjadi katalis yang melemahkan, namun kita harus melihat lebih banyak rincian saat tersedia. Minggu lalu dunia dikejutkan saat Rusia meluncurkan rudal supersonik" ke Ukraina, tulis Flyn.
Baik kontrak Brent maupun WTI AS minggu lalu mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak akhir September hingga mencapai level penyelesaian tertinggi sejak 7 November setelah Rusia menembakkan rudal hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan kepada Amerika Serikat dan Inggris setelah serangan oleh Kyiv terhadap Rusia menggunakan senjata AS dan Inggris.
OPEC+
 Menteri Energi Azerbaijan Parviz Shahbazov mengatakan, OPEC+ pada pertemuan berikutnya pada hari Minggu, mungkin mempertimbangkan untuk mempertahankan pemangkasan produksi minyak saat ini mulai 1 Januari.
Kelompok tersebut, yang meliputi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak plus sekutu seperti Rusia, telah menunda kenaikan tahun ini di tengah kekhawatiran permintaan.
Azerbaijan adalah anggota OPEC+, yang akan bertemu secara daring pada 1 Desember.
Advertisement