Selain Anak Gunung Krakatau, Megathrust Juga Jadi Ancaman Tsunami Selat Sunda

Selain aktivitas Gunung Anak Krakatau, megathrust juga jadi ancaman tsunami di Selat Sunda.

diperbarui 27 Des 2018, 11:34 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 11:34 WIB
Banner Infografis Tsunami Senyap di Selat Sunda
Banner Infografis Tsunami Senyap di Selat Sunda. (Liputan6.com/Abdillah)

Sleman - Erupsi Anak Gunung Krakatau menambah daftar potensi ancaman tsunami di kawasan Selat Sunda. Terlebih kawasan tersebut juga rawan terdampak gempa megathrust yang berpotensi menyebabkan tsunami yang lebih besar.

Widjo Kongko, perekayasa di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, potensi terjadinya gempa yang menimbulkan tsunami di sekitar Selat Sunda sudah jelas. Pertama yakni dari aktivitas erupsi Anak Gunung Krakatau, yang belum lama ini terjadi.

"Iya potensi ancamannya ada 2, yang sudah jelas (dari) Anak Krakatau," katanya seperti dikutip laman Jawapos.  

Ancaman dari Anak Krakatau ini menurutnya merupakan fenomena yang langka. Karena sangat jarang terjadi, dan baru diketahui sekali ini di Indonesia.

Hal yang semakin mengkhawatirkan, belum adanya suatu sensor tektonik maupun non-tektonik di laut yang berada di sekitar Anak Gunung Krakatau itu. Menyebabkan sulitnya memberikan peringatan kepada masyarakat yang berada di dekat pantai terdampak tsunami.

"Makanya BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) tidak memberikan peringatan gempa tsunami, karena tidak ada alat di laut. Kita tidak bisa menyalahkan BMKG, dan untuk gunung api ranahnya bukan BMKG, tapi Badan Geologi," katanya.

Dalam fase erupsi Anak Krakatau ini, tiba-tiba lerengnya mengalami longsor. Menimbulkan tsunami yang berada di pantai-pantai terdekatnya.

"Kok tiba-tiba longsor dan meninggalkan tsunami. Jadi harus ada sinergi dan koordinasi, antara BMKG dengan Badan Geologi ini," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Persatuan Insinyur Indonesia (PPI) itu.

Kemudian ancaman yang kedua ada megathrust Selat Sunda. Megathrust ini ancamannya lebih besar, bisa 5 sampai 10 kali dibandingkan dari tsunami pada Sabtu, (22/12) lalu. Megathrust merupakan suatu zona subduksi. Suatu sesar lempengan yang berada di Selat Sunda. Ancaman dari dampak megathrust ini juga tersebar di beberapa daerah.

"Mulai dari Sumatera, Padang, Bengkulu, Selat Sunda, Jawa bagian selatan, timur Bali. Kemudian Sulawesi Utara juga ada, daerah Maluku, di Papua ada Papua dan Sorong," ucapnya.

Baca juga artikel Jawapos.com lainnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya