Tiga Kawasan di Lampung Waspada Debu Vulkanik Anak Gunung Krakatau

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 27 Des 2018, 13:11 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 13:11 WIB
Sebaran Debu Vulkanik Anak Gunung Krakatau
Foto: Citra Satelit Cuaca Himawari tertanggal 27 Desember 2018 pukul 12.00 WIB.

Liputan6.com, Lampung - Debu vulkanik akibat meningkatnya aktivitas Anak Gunung Krakatau masih menyelimuti kawasan Banten dan Lampung. Sebelumnya Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung pukul 06.00 WIB, Kamis (27/12/2018).

Forecaster On Duty Stasiun Meteorologi Radin Inten Lampung saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (27/12/2018) mengatakan, menurut pantauan Citra Satelit Cuaca Himawari tertanggal 27 Desember 2018 pukul 12.00 WIB, sebaran debu vulkanik mengarah ke Barat Daya – Barat, dengan jarak terjauh hingga 190 km, dan ketinggian sebaran debu vulkanik bisa mencapai 12 kilometer.

Dari pantauan citra satelit tersebut ada tiga daerah di Lampung yang perlu mewaspadai sebaran debu vulkanik, yaitu Pesawaran, Tanggamus, dan Pesisir Barat. Itu juga tidak signifikan karena dominan ke arah Samudera Hindia.

Sementara itu, Andi Suardi petugas di Pos Pengamatan Krakatau kepada Liputan6.com, Kamis (27/12/2018) mengatakan, erupsi Anak Gunung Krakatau bertipe strombolian, materialnya jatuh ke tubuhnya dan sebagian ke laut.

Tipe erupsi strombolian kerap berupa semburan lava pijar dari magma dangkal. Erupsi tipe ini biasanya terjadi pada gunung apa aktif yang ada di tengah benua. Erupsi tipe ini tidak terlalu kuat, tapi bersifat terus-menerus, dan berlangsung dalam jangka waktu lama, dan tidak bisa diperkirakan kapan berakhirnya.

“Mudah-mudahan erupsi tidak semakin besar, karena energinya terus dikeluarkan,” ungkap Andi.

Dirinya menjelaskan, untuk dapat melakukan erupsi besar, gunung api harus mengumpulkan energi, makin lama diam akan makin besar erupsi yang dihasilkan.

“Krakatau sudah sering erupsi jadi energinya sering dikeluarkan,” kata Andi menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya