Cerita Keluarga Asal Aceh Selamat dari Penembakan di Masjid Selandia Baru

Fajrina dan keluarga selalu menyempatkan diri menunaikan salat Jum'at di Masjid Al-Noor di Christchurch, yang merupakan lokasi penembakan sadis tersebut. Namun, hari itu takdir menentukan lain. Mereka pun selamat.

oleh Rino Abonita diperbarui 17 Mar 2019, 03:03 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 03:03 WIB
Dian Fajrina dan keluarga
Dian Fajrina dan keluarga (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Aceh - Dian Fajrina dan keluarga terhindar dari maut. Keluarga asal Aceh yang tinggal di Kota Christchurh, Selandia Baru, ini luput dari insiden penembakan yang menewaskan 49 orang.

Padahal, Fajrina dan keluarga selalu menyempatkan diri menunaikan salat Jum'at di Masjid Al-Noor di Christchurch, yang merupakan lokasi penembakan sadis tersebut. Namun, hari itu takdir menentukan lain.

Ia dan keluarga mengurungkan niat ke masjid tersebut karena tiba-tiba turun hujan. Di saat yang sama, kendaraan mereka sedang diperbaiki di bengkel.

"Alhamdulillah, Dian beserta keluarga sehat karena tadi tak jadi ke masjid karena hujan, mobil di bengkel, dan kesehatan sedang kurang fit. Rencana awalnya kalau mobil sudah baik, seluruh keluarga akan ke masjid. Tapi, Allah masih memberi kesempatan untuk meneruskan kehidupan bagi Dian sekeluarga," demikian pesan Fajrina kepada rekan dan sanak famili tak lama setelah kejadian.

Fajrina saat ini sedang menyelesaikan studi S3 di Selandia Baru. Dia ditemani suami dan keluarga menetap di Kota Christchurch. 

Pascakejadian, kampus tempat Fajrina kuliah diliburkan selama sepekan. Aktivitas perkuliahan akan dimulai kembali pada tanggal 24 Maret.

"Saat ini sedikit banyak kami merasa aman. Namun masih was-was juga. Rencananya saya tidak ke kampus dulu seminggu ini, karena di kampus juga sudah diumumkan kuliah di cancel dari tanggal 18-24 Maret," kata Fajrina kepada Liputan6.com, Sabtu malam (16/3/2019).

Kendati situasi cenderung kondusif, Fajrina dan keluarga akan tetap waspada. Semua hal menyangkut keperluan rumah seperti belanja akan diurus oleh suaminya, Muliyadi Abubakar.

"Hingga pukul 10 malam tadi masih terdengar ada helikopter yang sepertinya sedang patroli. Sesekali juga lewat mobil polisi dan ambulans, kebetulan rumah kami memang di pinggir salah satu jalan utama, tapi bukan jalan utama yang sejajar dengan jalan yang menuju ke masjid," ungkap Fajrina.

Cerita Mengenai Rekannya

Fajrina juga berkisah mengenai temannya yang masih mengalami trauma pascakejadian tersebut. Dua orang temannya bernama Irfan dan Kevin masih syok karena melihat langsung peristiwa Jum'at berdarah tersebut.

"Kalau kami tidak terlalu berefek karena tidak berada di lokasi kejadian. Namun, pukulan terberat dialami oleh teman kami, Irfan dan Kevin, yang menyaksikan langsung kejadiannya. Mereka sulit tidur karena masih terbayang-bayang kejadian kemarin," tutur Fajrina.

Kabarnya, warga Aceh yang berada di Selandia Baru berjumlah sekitar 41 orang. Selain di Christchurh, mereka tersebar di Palmerston North, Auckland, Invercargill, dan Wellington.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya