Liputan6.com, Konawe - Seorang warga tewas diterkam buaya di Sungai Lahambut di Kelurahan Unaaha, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe pada Minggu, 17 Maret 2019 sore. Sungai yang mengalir membelah kabupaten penghasil padi terbesar di Sulawesi Tenggara itu memang dikenal warga setempat sebagai sarang buaya.Â
Warga yang tewas itu adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernama Melkias (52). Saat itu Melkias bersama putranya, Rein (17), sedang asyik memancing ikan menggunakan sampan berukuran kecil.
"Umpan bapak dimakan ikan. bapak berusaha tarik, tapi ikannya sepertinya besar, jadi kita bergerak sampai di tepi sungai menggunakan perahu," kata Rein kepada Liputan6.com, Senin 18 Maret 2019.
Advertisement
Baca Juga
Dalam perjalanannya menuju tepi sungai, tiba-tiba buaya berukuran besar muncul dan langsung menerkam lengan Melkias. Alhasil Melkias pun terjatuh dari perahu yang tumpangi saat memancing.Â
"Di situ saya lihat buaya itu besarnya seperti lemari," ujar Rein sambil menangis.
Rein tak bisa berbuat banyak, ia hanya melihat ayahnya berusaha berontak untuk melepaskan diri dari cengkeraman hewan pemangsa itu. Beruntung ia berhasil lolos dan tidak ikut menjadi korban keganasan buaya tersebut.
"Saya takut dan berusaha keluar dari sungai kemudian mencari pertolongan di kampung," ujarnya.
Darson, warga yang menetap di pesisir sungai yang kerap menjadi sumber banjir itu, menceritakan bahwa warga memang sering melihat buaya mondar-mandir di sungai tersebut. Biasanya, buaya itu akan muncul saat hujan deras atau menjelang magrib.
"Banyak yang tenggelam dan hilang di sungai ini, hanya saya tidak hapal. Warga juga sering melihat buaya, makanya mereka takut salah-salah ucap jika sedang berada di pinggir sungai," kata Darson.
Â
Kendala Pencarian Korban
Sejak mendapat laporan dari warga, tim gabungan langsung berusaha mencari keberadaan Melkias. Tim gabungan itu terdiri dari personel TNI dan Polri, Badan SAR Kendari dan BPBD Konawe.Â
"Anggota kami sudah mencari sejak Senin (18/3/2019) pukul 24.00 Wita. Namun, belum ada hasil," ujar Humas Kantor SAR Kendar saat dikonfirmasi Liputan6.com.
Pencarian itu mengalami kendala karena warna air sungai yang sangat keruh. Ditambah arusnya yang menjadi deras lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi.
"Kami masih akan melanjutkan pencarian hingga beberapa hari kedepan," ujarnya.
Sementara itu, kesaksian warga di wilayah Sungai Lahambuti soal buaya muara yang diduga bersarang di wilayah itu, membuat tim pencari lebih waspada. Pasalnya, ada perbedaan antara buaya yang sudah pernah memakan manusia dan buaya yang hanya kebetulan lewat.
"Kalau buaya nakal, begitu melihat ada orang di sungai, dia akan berputar-putar di tengah sungai mengikuti perahu. Kalau hanya buaya yang melintas, dia akan langsung kabur begitu melihat ada orang," ujarnya.
Dari data yang berhasil dihimpun Liputan6.com, Sungai Lahambuti tiap tahunnya memang memakan korban. Pada 2018, ada dua kasus orang tenggelam dan tak ditemukan. Satu korban bernama Laila (10), juga dilaporkan sempat hanyut namun berhasil selamat.
Pada 2017, juga ada dua korban hilang di wilayah itu. Kedua korban tenggelam, saat berusaha menyeberangi sungai yang berair keruh dan deras.
Saksikan video pilihan berikut:
Advertisement