Reaksi Penonton Debat Capres di Bandara SSK II Pekanbaru Saat Lampu Dimatikan

Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait, mengatakan pemadaman lampu di fasilitas publik tersebut tetap mempertimbangkan aspek keamanan bagi pengguna.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2019, 23:02 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2019, 23:02 WIB
Bandara Sultan Syarif Kasim II Terapkan 3 Bahasa, Termasuk Melayu
Suasana Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, Rabu (9/5). Sebelumnya, Bandara Sultan Syarif Kasim II hanya menggunakan Bahasa Inggris dan Indonesia untuk informasi penerbangan. (Liputan.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Pekanbaru - Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, dan pemilik kedai kopi mematikan lampu selama satu jam sebagai bentuk kampanye global Earth Hour 2019, Sabtu malam.

Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait, mengatakan pemadaman lampu di fasilitas publik tersebut tetap mempertimbangkan aspek keamanan bagi pengguna.

"Aspek ‘safety’ (keamanan) tentu kami utamakan. Kan pukul 20.30 WIB pas sepi penumpang," katanya dilansir Antara.

Berdasarkan pantauan, pelaku usaha kuliner juga ikut serta dalam kampanye Earth Hour. Seperti di kedai Kopikirapa di Jalan Kuau, Pekanbaru, di mana pengelola mematikan lampu di saat bersamaan berlangsung nonton bareng debat Calon Presiden 2019 yang keempat.

Pengunjung terlihat tidak komplain meski menonton debat antara Capres 01 Joko Widodo dan Capres 02 Prabowo Subianto di dalam gelap. Pengelola kedai menyediakan layar besar untuk nonton bersama.

"Debat capres itu penting, tapi lebih penting lagi kita mengambil tindakan untuk menyelamatkan bumi dengan hemat energi. Mematikan lampu hanya langkah kecil saja, semua orang bisa melakukannya tapi dampaknya besar," kata pengelola Kopikirapa, Zamzami Arlinus.

Sementara itu, sebanyak empat hotel di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, juga berpartisipasi mematikan lampu untuk memperingati Earth Hour 2019.

"Empat hotel itu Jatra Hotel, Premier, Prime Park, dan Swiss Belinn," kata Koordinator Earth Hour Pekanbaru, Patar Sinaga.

Ia menjelaskan, komunitas Earth Hour dalah bagian kecil dari gerakan sukarelawan di Kota Pekanbaru, yang terdiri dari para pecinta lingkungan dan masyarakat umum untuk bergerak bersama menyelamatkan bumi.

Selain empat hotel tersebut, Patar mengatakan dua landmark di Kota Pekanbaru juga akan dimatikan lampunya pada penyelenggaraan Earth Hour pada pukul 20.30 sampai 21.30 WIB, yakni Anjung Seni Idrus Tintin, dan Masjid Raya Annur.

Earth Hour diperingati bersama di seluruh dunia pada 30 Maret 2019 sebagai kampanye global untuk penghematan energi. Earth Hour pada awalnya merupakan kampanye global WWF yang dimulai oleh WWF-Australia tahun 2007. Sekarang Earth Hour menjadi gerakan bersama dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, korporasi, masyarakat, mahasiswa dan organisasi lainnya.

Gerakan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia beraksi nyata untuk penyelamatan bumi dengan tema tahun ini “Switch Off Your Light, Turn On the Earth”.

Di Kota Pekanbaru, komunitas tersebut menggandeng Pemerintah Kota Pekanbaru, Dinas Pariwisata Provinsi Riau, dan WWF-Indonesia Program Riau. Kegiatannya akan dipusatkan di Panggung Seni Kreatif, arena Purna MTQ, Pekanbaru yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari dinas terkait dan berbagai komunitas di Pekanbaru.

"Sesuai dengan tema Earth Hour tahun ini maka yang terpenting adalah bagaimana selanjutnya para generasi milenial berperan setelah mematikan lampu untuk menghidupkan bumi. Maksudnya adalah bagaimana kita bisa bersama memberikan dampak positif terhadap bumi meski sekecil apa pun," kata Patar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya