Perayaan Isra' Mi'raj Jadi Momentum Menahan Diri dan Menangkal Hoaks

Momentum Isra' Mi'raj ini hendaknya menjadi momentum bagi kita umat Muslim di Indonesia khususnya di NTT, untuk menahan diri dalam menyebarkan informasi yang nantinya berujung pada hoaks, yang dampaknya akan menimbulkan konflik.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Apr 2019, 00:01 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 00:01 WIB
[Bintang] Isra Miraj, Jokowi: Kita Harus Naik Menjadi Lebih Baik
Inilah pesan Jokowi untuk perayaan Isra Miraj yang jatuh pada hari Sabtu, 14 April 2018. (Foto: IslamiCity)

Liputan6.com, Kupang - Nahdlatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Timur menyatakan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW adalah momentum untuk menahan diri agar tidak menyebarkan berbagai informasi hoaks jelang Pemilu 2019.

"Momentum Isra' Mi'raj ini hendaknya menjadi momentum bagi kita umat Muslim di Indonesia khususnya di NTT, untuk menahan diri dalam menyebarkan informasi yang nantinya berujung pada hoaks, yang dampaknya akan menimbulkan konflik," kata Ketua NU NTT Jamal Ahmad kepada Antara di Kupang, Rabu (3/4/2019).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan peringatan Isra' Mi'raj yang pada tahun ini bertepatan dengan tahun politik khususnya hampir bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu pada 17 April nanti.

Saat ini kata dia, informasi hoaks semakin banyak menyebar di media sosial, baik itu hoaks yang menjelek-jelekkan calon presiden Jokowi serta calon Presiden Prabowo.

Munculnya hoaks itu kata dia terus meningkat dari bulan ke bulan. Apalagi tinggal beberapa hari lagi pemilu berlangsung sudah pasti hoaks akan merajalela.

"Karena hoaks itulah yang kemudian mengakibatkan konflik di antara kita, tidak hanya dengan sesama kita tetapi dengan keluarga kita sendiri," ujar dia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT Abdul Kadir Makarim.

Namun dia berharap agar Pemilu serentak pada 17 April di seluruh Indonesia itu berjalan aman dan damai sehingga kondisi keamanan dan toleransi umat beragama di NTT ini juga tetap terjaga.

"Jangan ada keributan saat Pemilu. Saya yakin bahwa kalau seluruh masyarakat Indonesia khususnya NTT menyadari bahwa pemilu adalah suatu alat demokrasi, saya yakin bahwa akan berjalan dengan lancar," ujar dia.

Namun yang paling penting kata dia di momen peringatan Isra Mi'raj itu, seluruh umat Muslim dapat meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW yang semasa hidupnya tetap menjalin keakraban diantara umat beragama lainnya, sehingga kondisi keamanan tetap terjaga dengan baik.

Sementara itu Ketua GP Ansor NTT Abdul Muis mengatakan bahwa Isra' Mi'raj proses dimana salat lima waktu diterima Rasulullah SAW langsung dari Allah.

"Untuk itu, sifat-sifat shalat harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya optimistis Indonesia pasti aman saat pemilu apabila sifat shalat dibawa dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya